HONGKONG (RIAUPOS.CO) – Tak hanya di Indonesia, di Hong Kong pun persoalan pedagang kaki lima (PKL) cukup ruwet, terutama terkait operasi penertiban. Buktinya, bentrokan antara aparat keamanan dan pedagang pun tak terelakkan, pecah di Distrik Mong Kok, Hong Kong, ketika polisi berupaya mengusir sejumlah lapak ilegal.
Para pedagang yang marah melempar batu bata dan berbagai benda ke arah polisi dan dibalas dengan semprotan merica serta pukulan tongkat.
Seorang pejabat senior mengatakan polisi melepaskan dua tembakan peringatan dan 44 orang, baik polisi maupun pedagang, mengalami luka-luka.
Pemerintah daerah Hong Kong mengecam bentrokan itu seraya menyebut bahwa “kerumunan” mencapai sekian ratus orang.
“Kerumunan merusak mobil polisi dan properti publik, melakukan pembakaran, melempar batu bata dan barang lain ke arah polisi yang cedera di tanah, mengancam keamanan petugas polisi dan orang-orang lain di lokasi kejadian,” sebut pemerintah daerah Hong Kong.
Mereka yang terlibat, lanjut pemerintah daerah Hong Kong, akan “ditangkap dan dibawa ke peradilan”.
Yau Siu-kei, komandan Distrik Mong Kok, menuding “elemen-elemen radikal” atas kerusuhan yang terjadi.
“Banyak perusuh menyerang polisi dengan benda keras dan mengancam nyawa mereka. Tiada pilihan lain kecuali melindungi rekan-rekan kami,” ujar Yau sebagaimana dilaporkan harian the South China Morning Post.
Dalam pernyataan resmi, polisi mengatakan para pedagang mengabaikan peringatan untuk meninggalkan lokasi. Setelah insiden itu, lanjut pernyataan itu, sebanyak tiga pria yang berusia 27 hingga 35 tahun ditahan atas penyerangan dan tindakan menghalangi aparat.
Hong Kong saat ini masih dalam suasana perayaan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada Senin (8/02).
Pedagang yang membuka lapak cinderamata, makanan, dan minuman banyak ditemui di Distrik Mong Kong, terutama saat Tahun Baru Imlek.
Sumber: BBC
Editor: Amzar