MADRID (RIAUPOS.CO) -- Real Madrid banjir cibiran ketika menghabiskan uang EUR 91 juta (Rp1,41 triliun) musim lalu untuk membeli dua wide attacker muda Vinicius Junior dan Rodrygo Goes. Padahal, keduanya belum teruji di Eropa. Rinciannya, EUR 46 juta (Rp713,1 miliar) untuk Vinicius dan EUR 45 juta (Rp697,6 miliar) untuk Rodrygo. Itu diperparah dengan melepas Cristiano Ronaldo ke Juventus dengan harga "hanya" EUR 100 juta (Rp1,55 triliun).
Perlahan tapi pasti, investasi Los Merengues kepada dua remaja asal Brazil itu terbukti bertuah. Jika Vinicius langsung beri bukti musim lalu dengan mencetak 7 gol dan 13 assist dalam 36 laga di semua ajang, musim ini giliran Rodrygo. Pemain 18 tahun itu juga moncer musim ini yang sekaligus jadi musim debutnya di Eropa. 6 gol dan 1 assist dalam 8 pertandingan adalah bukti sahih bahwa Rodrygo adalah jaminan masa depan cerah Real. Padahal, dia hanya empat kali jadi starter di laga Real.
Pendar jebolan akademi Santos itu memancar begitu terang kemarin dini hari. Rodrygo mencetak hat-trick ke gawang Galatasaray pada matchday keempat fase grup Liga Champions. Bukan sembarang trigol. Melainkan hat-trick sempurna. Yakni, sontekan kaki kiri pada menit keempat, tandukan (menit ketujuh), dan sepakan kaki kanan pada injury time. Performanya itu membuat Madridistas mengelu-elukan namanya sesaat setelah laga usai.
Tiga O Raio (Si Petir)--julukan Rodrygo--membantu Los Merengues menang setengah lusin gol tanpa balas pada laga yang dihelat di Estadio Santiago Bernabeu. Kemenangan itu juga memperbesar kans Real lolos ke fase knockout pada matchday kelima dengan syarat mengalahkan PSG (27/11).
"Semuanya (performa impresif bersama Real, red) terjadi lebih cepat dari prediksiku. Tapi, aku harus tetap tenang dan tetap bekerja keras," ucap Rodrygo kepada Marca.
Pemilik postur 174 cm itu kemudian memberi kredit khusus kepada striker senior Karim Benzema. Menurut dia, bimbingan Coco--julukan Benzema--memudahkan proses adaptasinya. Itu ditambah bahwa gol ketiganya kemarin juga lahir dari assist Benzema. Lebih jauh, striker asal Prancis itu juga menyumbang 2 gol pada laga kemarin.
Cap Rodrygo sebagai penggaransi masa depan gemilang Real juga tampaknya tidak berlebihan. Dia versatile sekaligus bisa bermain dengan kaki kanan dan kiri nyaris sama baiknya. Selain sebagai wide attacker kanan dan kiri, Rodrygo juga bisa mengemban peran sebagai gelandang serang, second striker, dan striker. Tiga golnya kemarin tercipta saat memerankan wide attacker kanan. Padahal, posisi andalannya adalah wide attacker kiri dengan teknik cut inside.
Untuk urusan keluwesan posisi main, Rodrygo sedikit lebih unggul dari Vinicius. Meski Vini juga bisa main sebagai wide attacker kanan dan kiri, tetapi dia cenderung beroperasi di sisi kiri. Buktinya, pemain 19 tahun itu baru mencetak 1 gol dan 1 assist dari 10 laga. Sedangkan di sana saat ini sudah ada Eden Hazard yang hingga saat ini belum mampu memberikan kontribusi terbaiknya seperti saat masih berkostum Chelsea dan timnas Belgia.
Meski begitu, progres Rodrygo setidaknya menenangkan entrenador Zinedine Zidane. Sebab, Zizou--sapaan akrab Zidane--tidak perlu lagi memikirkan jika Gareth Bale yang sering angin-anginan dan kerap cedera. .(io/eca)
Laporan JPG, Madrid