BALI (RP) - Ketidakhadiran Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) membuat Negeri Paman Sam tersebut seakan kehilangan panggung.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Xi Jinping menjadi bintang dalam retreat para pemimpin ekonomi di ruang rapat utama Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Senin (7/10).
Putin yang siang kemarin baru saja mendarat di Bali, langsung menuju area retreat. Mantan agen KGB yang kemarin berulang tahun ke-61, mendapatkan ucapan selamat dari pemimpin ekonomi yang hadir. Sambil memainkan gitar, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak semuanya menyanyikan lagu ‘’Happy Birthday’’ untuk Putin.
Garis muka Putin yang dingin tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika ia juga diminta meniup lilin yang menghiasi kue ulang tahun.
Xi Jinping juga banyak mendapatkan perhatian dari para pemimpin ekonomi yang lain. Dalam sesi sebelum retreat, para kepala pemerintahan tersebut memang berkesempatan untuk saling
mengobrol satu sama lain. Xi Jinping termasuk yang paling kerap dihampiri para leader.
Putin dan Jinping kemarin juga berbicara dalam CEO Summit. Baik Rusia maupun Cina memiliki banyak kepentingan di forum APEC. Rusia menginginkan adanya liberalisasi perdagangan gas alam cair (LNG).
Sedangkan Cina mesti menghalau lobi AS untuk memperluas keanggotaan Trans Pacific Partnership, sebuah gagasan untuk membebaskan perdagangan di seluruh lautan pasifik. Tahun depan, pertemuan puncak APEC akan digelar di Cina.
Dari 21 pemimpin ekonomi APEC, hanya Obama dan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou yang berhalangan hadir. Obama diwakili Perwakilan Perdagangan AS Michael Froman dan Menlu John Kerry. Jeou mengutus Wapres Vincent Siew untuk menggantikannya di forum puncak kerja sama kawasan yang menguasai 64 persen output ekonomi dunia tersebut.
Saat membuka sesi retreat, Presiden SBY mengingatkan tentang masih lesunya perdagangan global.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperkirakan pertumbuhan perdagangan tahun ini masih akan rendah di level 3,3 persen.
‘’Retreat kali ini akan menjadi kesempatan kita untuk memfokuskan diri dalam memperkuat perdagangan multilateral,’’ kata SBY.
SBY juga menekankan agar para pemimpin APEC menghindari diskriminasi perdagangan. Kerja sama juga mesti dilakukan untuk memperbesar keuntungan baik bagi kawasan maupun tiap anggota. ‘’Setiap negara harus mendapatkan keuntungan,’’ katanya.
Untuk itu, SBY juga menekankan masalah konektivitas antarwilayah ekonomi. Keterhubungan tersebut diyakini akan mampu menggerakkan perekonomian kawasan secara bersama-sama. APEC juga perlu memperhatikan titik tekan pada upaya mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan.
Pada sesi bilateral, Presiden SBY kemarin juga berkesempatan bertemu Putin. SBY berharap kerja sama Indonesia dan Rusia bisa ditingkatkan. ‘’Saya senang dan puas hubungan negara kita berkembang baik, baik di bidang politik maupun ekonomi,’’ kata Putin.
Putin juga mengaku senang dengan perdagangan kedua negara yang sudah tumbuh 12,5 persen dalam enam bulan pertama tahun ini. ‘’Ada prospek yang cerah. Terutama kerja sama di bidang transportasi dan pembangunan industri,’’ kata Putin, yang juga menyelipkan rasa terima kasihnya atas kejutan ulang tahun buat dirinya. Selain dengan Putin, SBY kemarin juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Kemarin juga digelar gala dinner di Bali Nusa Dua Convention Center. Menjelang sesi itu, para pemimpin ekonomi beserta pasangan berpose bersama. Mereka semua mengenakan batik endek khas Bali. Presiden SBY dan Ny Ani Yudhoyono menyambut dengan penghormatan kenegaraan.
Dalam sesi foto, pemimpin ekonomi dan pasangannya berpose bersama SBY dan Ibu Negara. Namun, untuk leader yang tidak memiliki atau tidak bersama pasangan, mereka hanya berfoto bersama SBY. Perdana Menteri Brunei Darussalam Sultan Hasanah Bolkiah, Presiden Filipina Benigno Aquino III, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, Presiden Vietnam-Truong Tan Sang, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Menlu AS John Kerry, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, hadir ke Bali tanpa pasangan.
Di sisi lain, sebelum mengadakan pertemuan, para pemimpin ekonomi juga mendapatkan rekomendasi dari ABAC (APEC Business Advisory Council) atau forum CEO yang merupakan suara resmi kalangan swasta di APEC.
ABAC juga meminta peran swasta dalam pembangunan infrastruktur diperbesar. ‘’Negara-negara APEC tidak bisa membangun infrastruktur yang begitu masif tanpa bantuan sektor swasta. Kurangnya proyek infrastruktur yang tersedia, lambatnya implementasi kerjasama pemerintah-swasta (PPP), dan kurangnya inovasi pendanaan adalah masalah yang menjadi perhatian utama kami,’’ ujar Ketua ABAC yang juga Presiden Direktur Indika Energy Wisnu Wardhana.
ABAC juga menyatakan dukungan terhadap upaya perjanjian perdagangan multilateral selama dilakukan dengan prinsip-prinsip inklusivitas dan bermanfaat bagi pelaku usaha.
‘’APEC telah menciptakan berbagai macam roadmap dan kesepakatan. Kami mengingatkan agar para pemimpin dunia untuk menciptakan langkah konkret dalam implementasi,’’ katanya.
Para pebisnis meminta pemimpin ekonomi turut membantu mengatasi kebuntuan perundingan dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyangkut implementasi Putaran Doha.
Untuk menjembatani pertentangan antara negara maju dan berkembang, para leader diminta membuat paket yang bisa memecah kebuntuan.
Di perundingan WTO, selama ini negara-negara maju menuntut negara-negara berkembang membuka akses seluas-luasnya bagi produk industrinya.
Sebaliknya, negara-negara berkembang hanya mau membuka pasarnya jika Amerika Serikat dan Uni Eropa menghapuskan- subsidi pertanian yang selama ini menghambat produk agrikultur negara berkembang masuk ke sana.(sof/fia)