HONGKONG (RIAUPOS.CO) -- Perjuangan belum usai. Penduduk Hongkong tak mau berhenti berunjuk rasa hingga keinginan mereka terpenuhi yaitu, RUU Ekstradisi dicabut. Kemarin (7/7) sebanyak 230 ribu demonstran memenuhi Distrik Tsim Sha Tsui.
Mereka berjalan menuju Stasiun Kereta Api West Kowloon. ’’Kami ingin menunjukkan kepada para turis, termasuk yang berasal dari Cina, tentang apa yang terjadi di Hongkong,’’ ujar Eddison Ng, salah seorang demonstran.
Stasiun Kereta Api West Kowloon adalah satu-satunya pintu masuk para turis Cina yang datang lewat jalur darat. Selama ini akses informasi di Cina sangat dibatasi. Mayoritas media propemerintah dan memberitakan hal yang salah tentang aksi damai di Hongkong. Karena itulah, dengan melakukan aksi langsung di depan para turis asal Tiongkok, diharapkan informasi yang benar bisa tersampaikan.
Penduduk Hongkong berbicara dengan bahasa Kanton, sedangkan warga Cina menggunakan bahasa Mandarin. Karena itu, selebaran yang diberikan kepada para turis dibuat dengan bahasa Mandarin. Begitu pun pesan yang disebar lewat Bluetooth. Legislator prodemokrasi yang ikut aksi mengajari para demonstran meneriakkan kalimat ’’Pelajar Bukan Perusuh’’ dengan pengucapan bahasa Mandarin yang benar. (sha/c14/dos/jpg)