SARAH MURNAGHAN, PENERIMA DONOR PARU-PARU BERUMUR 10 TAHUN

Tak Perlu Tunggu Umur 12 Tahun

Internasional | Sabtu, 08 Juni 2013 - 07:32 WIB

Tak Perlu Tunggu Umur 12 Tahun
Sarah Murnaghan. foto:internet

PENNSYLVANIA (RP) - Sarah Murnaghan sangat beruntung. Di usianya yang baru 10 tahun, bocah asal Kota Newtown Square, Delaware County, Negara Bagian Pennsylvania, tersebut mendapat donor paru-paru.

Padahal, sesuai dengan aturan yang berlaku, pasien anak-anak baru boleh menerima donor organ pada usia minimal 12 tahun.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

''Kami (merasa) lebih dari sekadar girang,’’ kata Janet Murnaghan, ibu Sarah. Kendati demikian, gadis yang berambut panjang itu tidak bisa langsung menjalani operasi transplantasi. Sebab, tim dokter Rumah Sakit Anak Philadelphia (Children’s Hospital of Philadelphia) harus melakukan serangkaian uji medis lebih dulu. Terutama, untuk memastikan sistem tubuh Sarah tidak menolak organ vital yang bakal dicangkokkan tersebut.

Rabu lalu (5/6) Hakim Distrik Michael Baylson mengabulkan permohonan orang tua Sarah agar putri mereka itu dipindahkan dalam daftar antrean dewasa.

Sebab, kondisi Sarah yang sudah tiga bulan menginap di Rumah Sakit Anak Philadelphia tersebut kian memprihatinkan.

Padahal, dari sudut pandang medis, transplantasi organ dewasa pada pasien anak-anak justru akan memunculkan berbagai masalah. Karena itu, anak-anak harus berusia minimal 12 tahun sebelum menjalani pencangkokan organ.

Tetapi, di luar dugaan, Baylson memutuskan untuk meletakkan nama Sarah dalam daftar antrean orang dewasa. Dengan demikian, usia Sarah pun tidak lagi menjadi pertimbangan penting untuk mendapat organ, setidaknya sampai 14 Juni.

Pada tanggal itu, pengadilan akan melakukan hearing lanjutan untuk membahas transplantasi organ bagi Sarah. Bersamaan dengan keputusan kontroversial tersebut, Sarah mendapat donor yang diinginkan.

Menurut kabar, paru-paru yang bakal dicangkokkan pada tubuh Sarah berasal dari orang dewasa. Sebab, ketersediaan organ paru-paru untuk orang dewasa lebih banyak daripada anak-anak.

Mencangkokkan paru-paru pada anak-anak, menurut Arthur Caplan dari New York University Langone Medical Center, jauh lebih berisiko.

’’Karena risiko penolakan yang tinggi dan operasi transplantasi yang sangat rumit, pemerintah menetapkan batasan umur bagi resipien donor,’’ paparnya.

Dalam wawancara dengan Associated Press kemarin (6/6), Caplan mempertanyakan kebijakan Baylson untuk Sarah. Apalagi, sebelumnya, Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat Kathleen Sebelius sudah menolak terlibat dalam kasus Sarah.

Sebab, bocah itu bukan satu-satunya pasien anak yang butuh pencangkokan sesegera mungkin. ’’Setidaknya, ada tiga pasien anak lainnya di rumah sakit itu yang kondisinya sama dengan Sarah,’’ tegasnya.

Komunitas Transplantasi dan Perolehan Organ melaporkan, di seluruh Amerika Serikat (AS), ada sekitar 1.700 pasien yang mengantre untuk mendapat paru-paru. Sebagian besar di antaranya adalah orang dewasa.

Menurut Sebelius, 31 pasien dalam daftar tersebut merupakan anak-anak yang belum berusia 11 tahun. Tetapi, mereka memang tidak seberuntung Sarah yang tidak perlu antre dan langsung mendapat donor yang diinginkan.

Kemarin jalur singkat yang ditempuh pengidap cystic fibrosis itu memicu kontroversi. Caplan menyebutkan, Baylson menyalahi aturan karena tidak merujuk pada persyaratan yang sudah ditetapkan pemerintah.

’’Saya tidak bisa membayangkan jika para hakim atau anggota Kongres AS di sini ikut-ikutan dalam kasus Sarah. Saya yakin, kita tidak membutuhkan mereka di meja operasi,’’ terangnya. Dia curiga, Baylson dan orang tua Sarah sudah bersepakat di luar sidang. (AP/hep/c14/dos)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook