Anwar Galang Rapat Akbar Tolak Hasil Pemilu

Internasional | Rabu, 08 Mei 2013 - 07:14 WIB

KUALA LUMPUR (RP) - Dinamika politik di Malaysia pasca pemilihan raya ke-13 memasuki babak baru. Rencananya, hari ini (8/5) kalangan oposisi yang dikomandani mantan Wakil PM Anwar Ibrahim kembali mengumpulkan massa pendukungnya.

 

Menurut rencana, pertemuan yang dikemas menjadi semacam rapat akbar itu dilaksanakan di Stadion Kelana Jaya, Selangor. Forum massa di stadion sepak bola berkapasitas penonton 25 ribu orang tersebut sekaligus bakal dijadikan ajang penegasan bahwa mereka menolak hasil pemilihan raya karena menganggap pelaksanaannya diwarnai banyak kecurangan.   

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rapat akbar itu nanti bisa mengukur apakah fenomena reformasi seperti di negara-negara Arab bakal terjadi atau tidak di di negeri jiran tersebut. Model gerakan ala pemberontakan dari arus bawah terhadap penguasa yang terjadi di sejumlah negara Timur Tengah beberapa waktu lalu tersebut jauh-jauh hari sebelum pemilihan raya termasuk yang kerap dilontarkan Anwar.

"Ini malangnya, (awalnya) saya mau buktikan pada dunia bahwa bisa lewat pemilu, tapi tidak bisa terjadi. Maka, pilihannya ya itu," kata Anwar saat disinggung soal kemungkinan model Arab Spring di Kuala Lumpur kemarin.

Menurut dia, gerakan untuk perubahan itu tidak bisa dihalangi lagi. Harapan rakyat agar bisa memiliki pemilihan raya yang bersih dan adil, lanjut dia, gagal terpenuhi. "Namun, permintaan rakyat untuk memastikan kerajaan (pemerintah, Red) yang kita pilih bertanggung jawab dan tiada rasuah akan terus bergema kuat di sebalik keputusan pilihan raya," tegas Anwar.

Pada forum rapat akbar tersebut para pendukung gerakan oposisi diimbau untuk berpakaian hitam-hitam. Hal itu dijadikan simbol bahwa mereka sedang berduka atas hasil pemilihan raya. Sehari setelah pelaksanaan pemilihan pada 5 Mei lalu, Anwar dalam sejumlah kesempatan juga sudah memakai pakaian hitam-hitam.

Terpisah, PM Najib seusai rapat dengan sejumlah anggota parlemen terpilih dari Barisan Nasional, seperti dimuat dalam sejumlah situs berita online lokal, menyatakan geli terhadap berbagai tudingan kecurangan yang dialamatkan. Terutama terkait dengan tudingan pengerahan 40.000 orang asing untuk memilih koalisi partainya dalam pemilihan raya lalu.

Menurut dia, hal tersebut menggelikan karena pengerahan orang asing dari luar Malaysia sebesar itu akan membutuhkan 100 jet jumbo untuk mengangkut. "Apakah ada yang melihat jet jumbo atas arahan (tudingan) ini?" sindir Najib. "Namun, apa pun yang kita katakan tetap adalah sebuah kebohongan, sedang apa yang mereka (oposisi) katakan adalah kebenaran meski kenyataannya itu adalah sebaliknya," tambah putra mantan PM Abdul Razak Hussein itu.

Najib juga menyindir kalangan oposisi yang menggunakan standar ganda ketika menyorot hasil pemilihan raya. Dia yakin bahwa Anwar cs bakal mendukung jika hasil penghitungan SPR (KPU Malaysia) menyatakan pihak mereka yang menjadi pemenang. Namun, mereka bersikap sebaliknya jika kemudian dinyatakan kalah. "Jika kita (benar) bisa memanipulasi sistem seperti itu, apakah Anda pikir kita akan diizinkan melakukannya kalau (kekalahan) terjadi di kita?" ucapnya.

Sementara itu, Wakil ketua SPR Wan Ahmad Wan Omar berharap mereka yang tidak puas dengan hasil pemilihan raya tidak kemudian berdemonstrasi. "Orang-orang memiliki hak untuk menantang hasil pemilihan umum, tetapi melalui saluran hukum, jangan pergi ke jalan," ujar Wan Ahmad saat dihubungi.

Dia mengatakan, calon bisa mengajukan protes atas proses pemilu di Pengadilan Tinggi dalam 21 hari setelah hasil pemilu resmi ditetapkan. Permohonan itu bisa diajukan ke pengadilan tinggi di negara bagian masing-masing. Juga akan diselesaikan dalam waktu enam bulan. "Jika mereka masih tidak senang dengan keputusan pengadilan tinggi, mereka bisa mengajukan banding di pengadilan federal, itu yang seharusnya," tambahnya. (dyn/c11/kim)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook