AFGHANISTAN (RIAUPOS.CO) - Putra pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden, Hamza Bin Laden menikahi putri dari Mohammed Atta. Mohamad Atta adalah otak dari serangan 11 September 2001 atau dikenal sebagai tragedi 9/11 di Amerika Serikat. Sejumlah kerabat Bin Laden mengatakan, kemungkinan pernikahan digelar di Afghanistan.
“Kami telah mendengar dia telah menikahi putri Muhammad Atta,” kata saudara tiri Hamza, Ahmad al Attas dilansir The Guardian Senin, (6/8).
“Namun kami tidak yakin di mana dia berada, tetapi bisa jadi Afghanistan,” tambahnya.
Pernikahannya dengan putri Atta, seorang warga negara Mesir ini semakin menguatkan badan-badan intelijen barat kejadian 9/11 memang ada hubungannya dengan keluarga Bin Laden. Ketakutan para intelijen adalah Hamza akan menjadi penerus organisasi Al Qaeda.
Saudara tiri Hamza, Ahmad dan Hassan Al Attas mengatakan, mereka percaya Hamza telah mengambil posisi senior dalam Al Qaeda. Tujuannya untuk membalas kematian ayahnya, yang ditembak mati dalam serangan militer AS di Pakistan.
“Ketika kami pikir semua orang sudah mengatasinya, hal berikutnya yang saya tahu adalah Hamza mengatakan dia akan membalaskan dendam ayahnya. Saya tidak ingin melakukannya lagi,” ujar Attas.
Keluarga mengklaim mereka tidak memiliki kontak dengan Osama bin Laden dari tahun 1999 hingga kematiannya pada tahun 2011. Mereka mengatakan, mereka tidak mendengar kabar dari Hamza Bin Laden atau menerima pesan darinya.
“Jika Hamza ada di depanku sekarang, aku akan memberitahunya, pikirkan dua kali tentang apa yang Anda lakukan. Jangan mengambil kembali langkah ayahmu. Anda memasuki bagian yang benar-benar negatif dan mengerikan dari jiwa Anda,” tambah Attas.
Hamza Bin Laden adalah putra dari salah satu dari tiga istri Osama bin Laden yang masih hidup, Khairiah Sabar.
Sebagai pengakuan atas statusnya yang jelas dalam Al Qaeda, pemerintah AS memberi label kepadanya seorang teroris global. Asetnya dapat diblokir dan siapa pun yang berurusan dengannya harus ditangkap.
Tahun lalu, Departemen Luar Negeri menambahkan Hamza Bin Laden yang berusia 29 tahun ke dalam daftar Teroris Global Khususnya setelah ia bertekad untuk melakukan tindakan terorisme yang mengancam keamanan warga AS. Agen intelijen Barat dilaporkan telah memfokuskan pada keberadaannya selama dua tahun terakhir, takut nama dan hubungannya dapat membantunya mendapatkan pengikut.
Ibu Osama Bin Laden, Alia Ghanem, mengklaim putranya diradikalisasi ketika ia di universitas oleh anggota Ikhwanul Muslimin. “Orang-orang di universitas mengubahnya. Ia menjadi lelaki yang berbeda,” ujarnya menggambarkan bagaimana putranya dicuci otak oleh para ekstremis.
“Dia adalah anak yang sangat baik sampai dia bertemu dengan beberapa orang yang cukup banyak mencuci otaknya di usia awal 20-an. Anda bisa menyebutnya kultus. Mereka mendapat uang untuk tujuan mereka. Saya akan selalu mengatakan padanya untuk menjauh dari mereka, dan dia tidak akan pernah mengakui apa yang dia lakukan, karena dia sangat mencintai saya,” terang Ghanem.(ina/iml/jpg)