PARIS (RIAUPOS.CO) -- Aksi mogok kerja besar-besaran melanda Prancis kemarin (5/12). Itu terjadi setelah para pekerja sipil dari berbagai sektor bergabung dengan demonstran rompi kuning. Mereka memprotes rencana perubahan regulasi pensiun dari pemerintah.
Pengacara, polisi, serta pekerja sekolah, transportasi umum, rumah sakit, dan bandara sepakat tak masuk kerja sebagai bentuk protes. Keputusan tersebut menimbulkan banyak kesulitan bagi warga Prancis lainnya. Orang tua bingung mencari penitipan anak karena sekolah tutup. Sementara itu, Menara Eiffel terpaksa libur karena jumlah petugas tak mencukupi.
Masalah transportasi bahkan lebih parah. Maskapai Air France memangkas 30 persen penerbangan domestik. Setengah dari perjalanan Eurostar juga dihapus. Di ibu kota Paris, hanya ada lima di antara 16 jalur yang masih berjalan.
"Saya mulai bekerja 2001 dengan kontrak yang semula menyatakan pensiun dini 50 tahun lalu diubah menjadi 52,5 tahun. Dan, sekarang batas usia itu akan ditambah," ujar Cyril Romero, masinis kereta dari Toulouse, kepada BBC.
Hampir semua pegawai sipil marah terhadap rencana reformasi dari kabinet Emmanuel Macron. Mereka menuding Macron berencana menaikkan batas usia minimum pensiun serta mengurangi manfaat yang diterima para pekerja yang pensiun.(bil/c18/dos/jpg)