DAMASKUS (RP) - Parlemen Turki memerintahkan penyerbuan ke Suriah jika negara mereka mendapat serangan lagi.
Perintah ini dikeluarkan setelah melalui penghitungan suara, pasca Turki membalas serangan Suriah pada Rabu hingga Kamis kemarin.
Diberitakan al-Jazeera, Kamis (4/10), sebanyak 320 dari 550 anggota parlemen Turki menyetujui penurunan tentara melewati perbatasan kedua negara jika dirasa perlu oleh pemerintah.
Wakil Perdana Menteri Turki Besir Atalay mengatakan, penyerbuan Suriah bukanlah bentuk perang, melainkan pertahanan.
Mandat parlemen yang berlaku selama setahun ini hanya akan dilakukan jika Suriah kembali menyerang Turki. Sebelumnya pada Rabu, serangan mortir Suriah menghantam pemukiman di Akcakale yang menewaskan dua wanita dan tiga anak-anak.
Serangan ini dibalas oleh Turki yang membombardir utara Suriah dengan artileri. Pasukan oposisi Suriah mengklaim adanya prajurit Suriah yang tewas dalam pengeboman oleh Turki yang dilakukan semalaman. Namun, Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari, mengatakan bahwa hanya dua prajurit mereka yang terluka.
Atalay mengungkapkan, pemerintah Suriah melalui Jaafari telah meminta maaf atas insiden yang terjadi dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jaafari juga mengatakan bahwa Suriah akan menyelidiki sumber serangan mortir tersebut. ‘’Pihak Suriah mengakui tindakan mereka dan meminta maaf,’’ ujar Atalay.
Sementara itu di Istanbul, tulis Reuters, sekitar 5.000 orang menggelar aksi protes anti perang. Mereka mengecam pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dan partainya Partai AK (AKP) yang menurut mereka haus darah.
‘’AKP ingin perang, rakyat ingin damai. Katakan tidak pada perang, damai sekarang,’’ kata para demonstran.
Sebelumnya, Erdogan telah mengatakan bahwa ini bukanlah kali pertama integritas perbatasan Turki dilanggar oleh Suriah. Kendati demikian, Turki selalu menunjukkan sikap menahan diri dan sabar. Turki, ujarnya, tidak ingin memicu perang.
‘’Yang kami inginkan bagi kawasan ini adalah perdamaian dan keamanan. Turki tidak ingin memulai perang. Kita telah melihat hasil perang di Irak dan Afganistan. Kerusakan ini juga kita lihat di Suriah,’’ kata Erdogan.
Erdogan mengatakan negaranya tidak memiliki niat memulai perang, setelah parlemen Turki menyetujui tindakan militer atas Suriah.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Suriah ke sebuah kota di Turki, yang menewaskan lima warga. DK PBB juga mengimbau kedua negara untuk menahan diri agar tidak jatuh korban lebih banyak.
‘’Anggota Dewan Keamanan Suriah menegaskan bahwa insiden ini menunjukkan dampak dari krisis di Suriah terhadap keamanan negara tetangga,’’ kata Gert Rosenthal, Duta Besar Guatemala yang juga menjabat sebagai Presiden DK PBB, yang dilansir CNN, Kamis (4/10). Serangan mortir Suriah meledakkan rumah di Kota Akcakale, Turki, pada Rabu (3/10) malam.(viv/bbc/int/jpnn)