WASHINGTON (RP) - Sesuai dengan sinyal yang diberikan sebelumnya, Senat Amerika Serikat (AS) akhirnya mengizinkan Presiden Barack Obama untuk melancarkan aksi militer atas Suriah.
Kamis (5/9), pemimpin 52 tahun tersebut tiba di St Petersburg untuk menghadiri konferensi G-20 sekaligus menggalang dukungan internasional.
Dengan didukung sepuluh suara, Komite Urusan Luar Negeri Senat mengizinkan Obama untuk melancarkan aksi militer atas Suriah.
Tapi, aksi militer itu tidak boleh berlangsung lebih dari 90 hari dan tidak diperkenankan melibatkan pasukan darat dalam pertempuran.
Menteri Luar Negeri John Kerry menjamin, aksi militer terhadap Suriah tersebut tidak akan memantik perang apalagi seperti di Irak atau Afghanistan.
‘’Saya rasa, kita tidak akan berperang. Saya tidak yakin dengan itu,’’ ujar Kerry di hadapan Komite Urusan Luar Negeri House of Representatives (DPR AS).
Selama dua hari berturut-turut, dia berusaha untuk menggalang dukungan lewat paparan publik di hadapan parlemen. Sebab, meski telah mendapat dukungan dari senat dengan hasil voting 10 banding 7, kubu Obama masih harus mengupayakan restu DPR AS.
‘’Presiden memang meminta restu untuk melancarkan aksi militer. Tapi, (aksi militer, red) itu tidak akan menyeret AS ke dalam pertempuran jangka lama, apalagi peperangan,’’ ujar pengganti Hillary Rodham Clinton tersebut. Dia menegaskan, AS hanya akan melancarkan aksi militer terbatas di Suriah.
Obama berjanji tidak akan melibatkan angkatan bersenjata dalam pertempuran di darat. Namun, paparan Kerry tersebut tidak mampu meyakinkan lima politisi Partai Republik dan dua politisi Partai Demokrat yang duduk di senat. Karena itu, tujuh politisi tersebut menentang keras aksi militer atas Suriah itu. Dua di antaranya adalah Rand Paul dan Marco Rubio.
‘’Saya rasa, aksi militer AS seperti yang disebutkan dalam konteks ini tidak akan efektif untuk mengatasi krisis,’’ papar Rubio.
DPR AS yang dikuasai politisi Republik cenderung menentang aksi militer atas Suriah itu. Menurut mereka, AS tidak perlu terlibat dalam perang sipil yang sudah merenggut lebih dari 100.000 jiwa.
Hal tersebut belum termasuk jutaan warga Suriah yang terpaksa harus mengungsi ke negara lain untuk menghindari perang. Namun, Ketua DPR John Boehner dan Ketua Blok Mayoritas Eric Cantor justru mendukung Obama.
Dari Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan alasan lain di balik penolakannya atas rencana Obama untuk menyerang Suriah.
Dia menjelaskan, aksi militer AS yang mungkin diikuti beberapa negara Eropa sekutunya bisa membahayakan dunia.(hep/c18/fia)