WASHINGTON (RP) - Panel senator Amerika Serikat pada akhirnya menyetujui penggunaan kekuatan militer kepada Suriah untuk membantu para pemberontak di negeri tersebut. Padahal, sebelumnya para senator menyampaikan penolakan yang kuat atas niat Presiden Barack Obama mengerahkan militernya ke Timur Tengah.
Namun, kuatnya dua kelompok paling berpengaruh pendukung Israel di senat AS menjadi kunci penting bagi disahkannya usulan opsi militer usulan Obama. "Saya percaya rekan-rekan saya harus mendukung panggilan ini untuk bertindak," kata John Boehner, jubir Partai Republik, setelah muncul dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih dengan Obama seperti dilansir Aljazeera (4/9).
Pemimpin mayoritas Partai Republik, Eric Cantor, juga mengambil bagian dalam pertemuan itu dan menyuarakan dukungannya atas inisiatif Obama. Beberapa jam kemudian, American Israel Public Affairs Committee ( AIPAC ) yang merupakan organisasi lobi kebijakan luar negeri paling berpengaruh di Capitol Hill, memberikan dukungan sendiri. Secara implisit mereka mengaitkan tindakan militer untuk janji masa lalu oleh Obama untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir.
"Ini adalah saat yang kritis ketika Amerika harus mengirim pesan untuk Iran dan Hizbullah yang keduanya telah memberikan dukungan militer langsung dan luas untuk Presiden Suriah Bashar Al-assad dan sekutu Iran yang telah berulang kali menunjukkan mereka tidak akan menghormati norma-norma yang beradab," ujar AIPAC dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, kelompok Yahudi utama Amerika juga menyuarakan dukungan atas langkah Obama, dan menyatakan argumen yang serupa dengan AIPAC mendukung aksi militer atas Suriah. "Mereka yang memiliki atau mencari senjata pemusnah massal, khususnya Iran dan Hizbullah, harus melihat bahwa ada pertanggungjawaban. Jika gagal mengambil tindakan akan merusak kredibilitas AS dan berdampak negatif terhadap upaya untuk mencegah Iran mencapai kapasitas senjata nuklir," lanjutnya.
Ini merupakan perkembangan terbaru setelah Obama berupaya mencari otorisasi untuk melaksanakan serangan terbatas terhadap Suriah. Keputusan itu dikecam kubu neo-konservatif di Partai Republik, John McCain dan Lindsay Graham, sebagai hal yang memicu bencana di Timur Tengah.
Kelompok pelobi Israel, AIPAC sendiri berdiri sejak 1953 merupakan tempat wajib bagi calon-calon presiden AS untuk memaparkan visi mereka guna memperoleh dukungan pelobi Yahudi. Obama pernah mengatakan di depan AIPAC, bahwa dirinya akan tetap berkomitmen pada perjuangan Israel. Meski pernyataan itu kemudian diralat, pada kenyataannya fakta itu menunjukkan betapa kuatnya pengaruh lobi Yahudi.
Partai Demokrat tempat Obama bernaung memang sangat mengakomodasi kepentingan kelompok Yahudi. Dalam sejarah, dibandingkan dengan Partai Republik, lobi Yahudi memang lebih dekat dengan Partai Demokrat.
Sejarah menunjukkan betapa dalam keberpihakan itu. Pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton, Kongres Amerika menyatakan dukungan resmi pada negara dan rakyat Israel Dengan perbandingan suara 198 lawan 9. Resolusi itu medesak Pemerintah Amerika menggunakan hak veto di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencegah munculnya resolusi yang tidak adil pada Israel. (esy/jpnn)