GAZA (RP) - Pada 11 November 2004, Yasser Arafat menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Militer Percy, Prancis akibat penyakit misterius dalam usia 75 tahun.
Kini, delapan tahun berlalu, kematiannya kembali dipersoalkan. Setelah Institut de Radiophysique di Lausanne, Swiss, atas permintaan Al Jazeera, menemukan benda-benda pribadi yang biasa dipakai mantan pemimpin Palestina itu mengandung unsur radioaktif polonium.
Di pakaian, sikat gigi, juga kafiyeh — kain motif hitam putih yang setia terpasang di kepala Arafat.
Temuan ini sontak membuat keluarganya terhenyak. Janda Arafat, Suha Arafat meminta pemerintah menggali makam peraih Nobel Perdamaian itu untuk diteliti, benarkan unsur radioaktif polonium ada di jasadnya.
Permintaan itu disetujui. ‘’Tidak ada alasan religius ataupun politis yang dapat menghalangi kami untuk terus menyelidiki dugaan peracunan itu,’’ kata juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeinah, dilansir Al Jazeera Rabu (4/7). Namun, tidak dirinci kapan tepatnya penyelidikan akan dilakukan.
Rudeinah memperkirakan, pakar dari negara Arab yang telah diakui secara internasional akan ditunjuk sebagai penyelidik. Penyelidikan kematian Arafat yang adalah pemimpin partai Fatah, juga didukung organisasi yang berseberangan, Hamas —yang langsung menuding Israel ada di belakang pembunuhan.
Polonium merupakan radioaktif yang kerap digunakan untuk tenaga pesawat luar angkasa yang ditemukan Marie Curie pada tahun 1898.
Figur yang paling terkenal tewas karena zat ini adalah mantan agen mata-mata Rusia yang membelot, Alexander Litvinenko. Dia tewas tahun 2006 setelah sakit mendadak.
Penyelidikan belakangan menemukan dia tewas diracun karena polonium yang dicampurkan di tehnya di sebuah restoran.
Diselidiki
Pejabat Palestina meminta penyelidikan internasional atas kematian mantan pemimpin mereka, Yasser Arafat, sesudah ada klaim bahwa ia meninggal karena diracun.
Seorang pejabat Palestina lainnya, Saeb Erekat, mengatakan yang terpenting adalah membentuk komite investigasi internasional melalui Dewan Keamanan (PBB) atau Pengadilan Internasional untuk menangani masalah ini.
Banyak rakyat Palestina yang yakin Arafat diracuni oleh Israel, yang menganggapnya sebagai halangan atas perdamaian dan menempatkannya dalam tahanan rumah. Israel menyangkal semua tuduhan atas keterlibatan mereka.
Arafat yang memimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) selama 35 tahun dan menjadi presiden Otoritas Palestina pertama pada 1996, sakit keras pada Oktober 2004 di rumahnya di Tepi Barat.Dua pekan kemudian ia dibawa ke rumah sakit militer Prancis di Paris dan meninggal dunia pada 11 November 2004 pada usia 75.(bbc/viv/int/jpnn)