KAIRO (RIAUPOS.CO) - Kapten kapal perempuan pertama Mesir, Marwa Elselehdar, menjadi perhatian dunia. Dia disalahkan atas kemacetan Terusan Suez akibat kandasnya kapal kargo raksasa Ever Given beberapa waktu lalu.
Perempuan berparas cantik berusia 29 tahun itu menjadi sasaran berita hoaks yang sudah menyebar luas di Twitter dan Facebook. Dalam tangkapan layar berita palsu, yang seolah-olah diterbitkan oleh Arab News, Marwa dituduh ikut mengendalikan kapal Ever Given yang kemudian terjebak dan mengganggu rantai pasokan dunia pada 23 Maret lalu.
Setelah ditelusuri, ternyata tangkapan layar artikel itu adalah hasil editan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Dalam artikel aslinya, Arab News pada 22 Maret lalu memberitakan sosok Marwa yang berhasil menjadi kapten kapal perempuan pertama Mesir.
Beberapa akun Twitter atas namanya juga menyebarkan klaim palsu, dia berada di kapal Ever Given saat itu. Padahal ketika kapal raksasa tersebut kandas di Terusan Suez, Marwa berada ratusan kilometer jauhnya ketika memimpin kapal Aida IV yang sedang berada di Alexandria.
Ketika dia memeriksa ponselnya baru-baru ini, perempuan itu terkejut melihat berita palsu yang sudah mencemarkan nama baiknya. Marwa mengatakan bahwa dia tidak tahu siapa yang pertama kali menyebarkan berita hoaks itu dan mengapa oknum tersebut melakukannya.
“Saya terkejut. Saya merasa bahwa saya menjadi sasaran mungkin karena saya perempuan yang sukses di bidang ini, atau karena saya orang Mesir, tapi entahlah,” ujar Marwa kepada BBC, Senin (5/4/2021).
Dia sedang berusaha untuk menyangkal bahwa apa yang ada di dalam artikel tersebut tidak benar.
Sosok Marwa sendiri memang sedang diperbincangkan di negaranya. Menjadi kapten kapal perempuan pertama Mesir, Marwa mengaku hal itu karena dia sangat menyukai laut.
Dia bertekad untuk bergabung dengan angkatan laut setelah melihat saudara laki-lakinya mendaftar di Akademi Arab untuk Sains, Teknologi dan Transportasi Maritim (AASTMT). Meskipun akademi itu hanya menerima laki-laki dia tetap ingin mendaftarkan diri.
Dia akhirnya bisa bergabung setelah ada perubahan aturan pendidikan di Mesir. Selama studinya, Elselehdar mengaku kesulitan untuk menemukan orang yang berpikiran sama untuk diajak berkomunikasi di atas kapal karena rekan-rekannya semua laki-laki, namun Marwa tertantang dengan situasi itu. Bahkan bisa melatih kondisi mentalnya.
"Masyarakat masih tidak menerima gagasan bahwa gadis-gadis bisa bekerja di laut, jauh dari keluarga untuk waktu yang lama. Tetapi ketika Anda melakukan apa yang Anda sukai, Anda jelas tidak perlu meminta persetujuan semua orang, bukan?" katanya.
Setelah lulus, Marwa naik menjadi kapten kapal Aida IV ketika kapal itu menjadi yang pertama yang menavigasi Terusan Suez setelah diperluas pada 2015. Saat itu, dia merupakan kapten kapal termuda dan kapten perempuan pertama di Mesir. Pada 2017 dia mendapat penghargaan dari Presiden Abdel Fattah El Sisi saat perayaan Hari Perempuan Mesir.
Sumber: BBC/News/Arab News
Editor: Hary B Koriun