JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wakil Presiden Ekuador Otto Sonnenholzner meminta maaf setelah sejumlah jenazah pasien Covid-19 telantar di jalanan menjadi viral. Jenazah pasien Covid-19 ditinggalkan di jalan-jalan Guayaquil dan membuat kota itu menjadi mencekam. Sebab kamar mayat di sejumlah rumah sakit dan tempat pemakaman sudah tak mampu lagi menampung lonjakan jumlah jenazah.
Warga mempublikasikan video jenazah dibiarkan tergeletak di sudut-sudut trotoar. Itu menjadi viral di media sosial. Mayat-mayat ditinggalkan di jalan-jalan di kota besar Ekuador itu yang paling parah dilanda pandemi Covid-19.
Pihak berwenang mengumpulkan setidaknya 150 mayat dari jalan-jalan dan rumah-rumah awal pekan ini, tetapi tidak mengkonfirmasi berapa banyak total korban akibat wabah itu. Dan Wakil Presiden Ekuador Otto Sonnenholzner pun bereaksi seperti dilansir dari RFI, Senin (6/4).
“Kami telah melihat video yang seharusnya tidak pernah terjadi dan sebagai pelayan publik Anda, saya minta maaf,” kata Sonnenholzer yang memimpin situasi darurat virus di negara itu, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media lokal pada Sabtu (4/4).
Ekuador telah mencatat hampir 3.500 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi pada Ahad (5/4), termasuk 172 kematian. Pemerintah telah memberlakukan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Hanya saja, jumlah kematian diyakini lebih dari data yang dipublikasikan.
Video dari CCTV pada minggu lalu yang diperoleh CNN menunjukkan pengendara sepeda motor meninggalkan jenazah di jalan. Beberapa jam kemudian, sekelompok orang yang mengenakan jas hazmat khusus terlihat mengangkut jasad itu dan kemudian pergi dengan kendaraan.
Dalam video lain yang diperoleh CNN, sekelompok orang mengeluarkan jenazah dari mobil. Dengan penutup wajah, mereka membungkus tubuh jasad itu dengan terpal hitam.
Angka-angka nasional menunjukkan bahwa pemerintah Ekuador telah mengumpulkan lebih dari 300 mayat dari rumah-rumah di kota itu. Di sana ada 2,99 juta penduduk.
Beberapa kontainer pun disulap menjadi kamar mayat sementara dan pihak berwenang mengatakan mereka berencana untuk menciptakan pemakaman khusus jenazah Covid-19. Peti mati dari kardus pun mulai didistribusikan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman