ISTANBUL (RIAUPOS.CO) - Polisi anti huru hara Turki Sabtu (5/3) menembakkan peluru plastik dan gas air mata untuk membubarkan ratusan demonstran yang berkumpul di luar sebuah surat kabar oposisi sehari setelah kantor koran itu disita oleh penguasa dalam sebuah penggerebekan.
Penggerebekan itu terjadi sehari sebelumnya, ketika pihak berwenang Turki di Istanbul melakukan penggrebekan terhadap kantor Zaman, surat kabar dengan oplah terbesar di Turki, dalam penindakan terhadap media yang mendukung oposisi politik.
polisi anti huru hara Turki pada hari Sabtu menembakkan peluru plastik dan gas air mata untuk membubarkan ratusan demonstran yang berkumpul di luar sebuah surat kabar oposisi sehari setelah itu disita oleh otoritas dalam serangan kekerasan.
Pemrotes sebelumnya berkumpul di luar gerbang markas besar surat kabar itu di Istanbul, Jumat (4/3) ketika polisi dengan membawa gas airmata dan penyemprot air menerobos masuk ke gedung itu untuk mengusir para staf surat kabar itu dan menegakkan panitia pengelola yang diangkat pengadilan.
Pimpinan redaksi Abdulhamit Bilici berpidato di hadapan staf sebelum polisi menerobos gedung itu, dan menyebut hari Jumat “hari yang hitam bagi demokrasi.”
Tindakan tersebut terkait dengan kampanye pemerintah melawan para wartawan oposisi dan ulama Muslim oposisi Fethullah Gulen, yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat.
Para pemrotes di luar gedung itu meneriakkan “pers bebas tidak dapat dibungkam” dan melambaikan bendera Turki.
Para pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung Zaman, surat kabar beroplah terbesar di Istanbul, Turki, Jumat (4/3).
Pada hari Sabtu, kerumunan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung, memegang edisi terbaru dari koran itu untuk menunjukkan solidaritas. Sementara karyawan surat kabar itu memasuki gedung di bawah pengawasan polisi.
Perintah pengadilan itu mengundang perhatian Amerika Serikat dan Uni Eropa menjelang pertemuan puncak penting di Brussels antara Uni Eropa dan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, Senin mendatang..(VOA/asiaone/zar)