Menang, Putin Klaim Jujur

Internasional | Selasa, 06 Maret 2012 - 08:37 WIB

RUSIA (RP)- Untuk ketiga kalinya Vladimir Putin memenangkan pemilu presiden di Rusia, kali ini dengan jumlah perolehan suara menembus 60 persen.

Lewat pidato kemenangannya di Moskow, Putin menegaskan bahwa kemenangan mutlak itu diraih dengan cara jujur, adil dan terbuka.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 Putin pernah menjabat Presiden Rusia dari 2000-2008 (dua periode).

Sedangkan kubu oposisi menyatakan bahwa ada pengerahan massa untuk praktik kecurangan memilih dua kali. Protes mengenai hasil pemilu akan dilakukan besar-besaran pada hari Minggu mendatang.

Di sisi lain di Kremlin, ribuan massa pendukung Putin berkumpul dengan membawa bendera Rusia dan berbagai macam spanduk dengan tulisan “Putin-Presiden Kami” dan “Kami Percaya kepada Putin.” Vladimir Putin, presiden Rusia terpilih menyatakan rasa bersyukur dan terima kasihnya kepada para pendukung.

“Saya berjanji bahwa kita akan menang, dan kita menang,” katanya dalam pidato dengan mata yang berkaca-kaca.

“Kita telah memenangkan pemilu dengan jujur dan terbuka” lanjutnya lagi.   

Perayaan ini mendapatkan perlindungan ketat dari polisi dengan jumlah personel yang mencapai 6000 orang demi menjaga keamanan selama berlangsungnya acara.

Komisi pelaksana pemilu Rusia mengumumkan hasil penghitungan cepat di lebih dari setengah wilayah Rusia menunjukkan hasil 64 persen suara untuk Putin. Sedangkan Gennady Zyuganov, pesaing terdekat Putin hanya mendapat 17 persen suara dan tiga capres lain mendapat kurang dari 10 persen suara.

Dalam konfrensi pers seusai pemungutan suara ditutup, Zyuganov menyatakan bahwa pemilu berlangsung dengan tidak adil.

Vladimir Ryzhkov, seorang pemrotes yang memimpin aksi turun ke jalan juga berpendapat serupa. “Hasil ini tidak bisa diterima,” ungkapnya kecewa.

Disisi lain, ketua tim kampanye Putin menyatakan bahwa pemilu ini adalah yang paling bersih dalam sejarah Rusia.

Pemilu presiden ini dilangsungkan dengan diwarnai  kekecewaan publik yang dipicu oleh dugaan kecurangan dalam pemilu parlementer yang dilakukan oleh partai pengusung Putin, Partai Persatuan Russia (United Russian Party) pada bulan Desember lalu.

Sedangkan para pengamat menyatakan adanya ratusan aksi curang seperti para pemilih yang memilih di lebih dari satu tempat. Tindakan ini diketahui setelah adanya bukti berupa saksi mata dari para pengamat itu sendiri dan dari kamera CCTV yang dipasang di tiap-tiap TPS. (Haifa/ald/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook