Kasus Suriah Masuk Hearing Parlemen AS

Internasional | Kamis, 05 September 2013 - 09:25 WIB

WASHINGTON (RP) - Reses Kongres Amerika Serikat (AS) segera berakhir. Dalam hitungan hari, Presiden Barack Obama akan mendapat jawaban atas niatnya untuk melancarkan aksi militer ke Suriah. Rabu (4/9), House of Representatives (DPR AS) kali pertama mengadakan hearing tentang Suriah.

Bagi Obama, memenangi dukungan DPR AS terkait dengan rencananya atas Suriah akan lebih sulit. Sebab, Partai Republik-lah yang lebih mendominasi majelis rendah tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebelumnya, Senat memberikan sinyal hijau kepada pemerintah untuk melancarkan aksi militer ke Suriah. Tetapi, Senat pun masih belum melakukan pemungutan suara.

‘’Kami punya kewajiban untuk beraksi, tidak sekadar menyaksikan dan berpangku tangan. Padahal, tragedi kemanusiaan terjadi di depan mata,’’ kata Senator Bob Menendez, chairman Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.

Dia menyatakan bahwa Senat akan menyelenggarakan voting. Pada Selasa malam waktu setempat (3/9), Senat merumuskan resolusi yang berisi izin bagi Obama untuk melancarkan aksi militer.

Tetapi, Senat juga melampirkan beberapa syarat mengenai izin tersebut. Senat menyebut aksi militer itu sebagai operasi terbatas.

Sebab, pemerintah pun hanya boleh melancarkan aksi tersebut dengan strategi khusus yang harus disepakati sebelumnya.

‘’Kami mendukung aksi militer itu, asal tidak lebih dari 90 hari atau melibatkan pasukan dalam pertempuran di darat,’’ tegas Senat.

Karena Obama masih berada di Eropa untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi G-20, para penasihat keamanan nasional lantas sibuk menghadapi DPR AS menjelang hearing.

Mereka berusaha meyakinkan anggota DPR AS yang sebagian besar adalah politisi Partai Republik tentang pentingnya aksi militer atas Suriah.

Kemarin, Ketua DPR AS John Boehner menyatakan dukungan terhadap aksi militer tersebut. Dia merupakan tokoh Republik yang memegang peranan cukup penting dalam hearing kali ini. Dukungan yang Boehner berikan bisa menjadi acuan bagi politikus Republik lain yang duduk di DPR AS.

Tujuannya, ikut mendukung aksi militer atas Suriah. ‘’AS punya banyak musuh yang perlu diberi tahu bahwa aksi semacam ini (pemakaian senjata kimia, red) tidak bisa diampuni,’’ jelasnya.

Menjelang hearing kemarin, kubu Obama berusaha mengambil hati DPR AS melalui paparan publik terkait dengan aksi militer ke Suriah.

Menteri Luar Negeri John Kerry, Menteri Pertahanan Chuck Hagel, dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Martin Dempsey berperan sebagai pembicara. Sebelumnya, mereka juga berbicara di hadapan Senat soal rencana serangan tersebut.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin yang semula berapi-api menentang segala kebijakan AS tentang Suriah mulai tenang.

Kemarin dia bahkan mengungkapkan bahwa Moskow belum mencabut opsi untuk mendukung aksi AS. Asalkan, ada bukti sangat kuat yang menyatakan bahwa serangan gas di Ghouta merupakan tanggung jawab pasukan yang loyal terhadap Presiden Bashar Al Assad.

Namun, jika AS dan negara-negara Barat tidak memiliki bukti yang sangat kuat tentang keterlibatan pasukan Assad, Putin mengimbau mereka untuk tidak melancarkan aksi militer.

Apalagi, sampai nekat melancangi Dewan Keamanan (DK) PBB. Putin menyebut aksi militer yang dilancarkan tanpa restu DK PBB sebagai agresi. Dia yakin aksi militer sepihak hanya akan menyulut krisis yang lebih kompleks.(hep/c14/dos/jpnn/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook