Misil dan Jet Tempur Cina Lewati Wilayah Taiwan

Internasional | Jumat, 05 Agustus 2022 - 16:31 WIB

Misil dan Jet Tempur Cina Lewati Wilayah Taiwan
Helikopter militer Cina melintas di atas Pulau Pingtan, salah satu titik wilayah terdekat Tiongkok dengan Taiwan, kemarin (4/8). (AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Selat Taiwan kian tegang pasca kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi. Cina menggelar latihan perang besar-besaran. Imbasnya, lebih dari 50 penerbangan internasional dari dan ke Taiwan dibatalkan dan jumlah itu masih mungkin bertambah.

Pengiriman global juga diperkirakan bakal terlambat dan mengganggu rantai pasokan. Itu disebabkan kapal-kapal komersial terpaksa harus mengubah rute. Mereka jelas tidak mau dekat-dekat dengan area latihan Cina yang memakai senjata asli.


Latihan perang berlangsung di sepanjang beberapa rute pelayaran tersibuk di dunia. Jalur-jalur tersebut biasa digunakan sebagai jalur untuk memasok semikonduktor dan peralatan elektronik yang diproduksi di pusat-pusat pabrik Asia Timur ke pasar global.

Biro Maritim dan Pelabuhan Taiwan telah mengeluarkan peringatan kepada kapal-kapal agar menghindari area yang digunakan untuk latihan Cina. Negara-negara tetangga sekawasan tak pelak ikut waswas dengan latihan tersebut.

"Tindakan Cina kali ini berdampak serius terhadap perdamaian dan stabilitas regional serta masyarakat internasional. Saya sekali lagi menuntut penghentian segera latihan militer ini," ujar Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi kemarin seperti dikutip Agence France-Presse.

Jepang sudah mengirimkan nota protes diplomatik ke Cina. Sebab, 4 atau 5 misil balistik yang ditembakkan Beijing melewati Taiwan dan berakhir di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang.

Cina menggelar latihan di berbagai titik sekitar pulau utama Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan bahwa ada 22 jet tempur Cina yang telah melewati garis tengah Selat Taiwan. Artinya, telah terjadi pelanggaran wilayah.

Latihan itu dimulai sekitar pukul 12.00 waktu setempat dan bakal berakhir pada Ahad (7/8) tengah hari. Ia melibatkan serangan senjata misil konvensional di perairan timur Taiwan.

Versi Taipei, Cina telah menembakkan setidaknya 11 misil balistik jenis Dongfeng. Taiwan mengutuk tindakan Cina itu sebagai langkah irasional yang merusak perdamaian regional.

Di Pingtan tampak beberapa proyektil kecil terbang di langit diikuti dengan gumpalan asap putih serta suara ledakan keras. Pingtan merupakan pulau di Cina yang paling dekat dengan Taiwan. Helikopter militer juga tampak terbang rendah di pulau tersebut.

"Saya sangat berharap Beijing tidak membuat krisis atau berpura-pura meningkatkan aksi militernya yang agresif," tegas Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat menghadiri acara ASEAN di Phnom Penh, Kamboja.

Dia juga sekali lagi menegaskan bahwa kebijakan AS terhadap Taiwan tidak berubah pasca kunjungan Pelosi.

Cina di lain pihak menegaskan bahwa latihan militer tersebut merupakan hal yang diperlukan. Beijing justru menyalahkan AS dan sekutunya atas eskalasi yang terjadi. "Dalam menghadapi provokasi terang-terangan ini, kita harus mengambil tindakan yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan negara serta integritas wilayah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying.

Peneliti senior di Institut Penelitian Angkatan Laut Cina Zhang Junshe memaparkan bahwa latihan militer itu bertujuan untuk mempraktikkan kemungkinan blokade Taiwan dan menahan pasukan pro kemerdekaan di wilayah tersebut. Cina ingin menunjukkan bahwa Pasukan Pembebasan Rakyat mampu mengendalikan semua jalur keluar Taiwan.

"Operasi dilakukan dalam jarak dekat yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Taiwan," kata Meng Xiangqing, salah seorang ahli militer.

Sementara itu, penduduk Taiwan tampak tenang-tenang saja meski Cina menggelar latihan besar-besaran. Namun, mereka tetap waspada jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Para nelayan Taiwan memilih untuk tidak berlayar lebih dulu dan hanya duduk-duduk di tepi pantai.

"Orang-orang komunis itu hanya omong besar, tapi mereka tidak akan melakukan apa pun. Kami sudah hidup dengan ancaman mereka selama 70 tahun terakhir," ujar salah seorang nelayan seperti dikutip BBC.

Sementara itu, Nancy Pelosi kemarin melawat ke Korea Selatan (Korsel). Dalam kunjungannya, dia berjanji untuk mendukung denuklirisasi Korea Utara (Korut). Politikus Partai Demokrat tersebut juga berencana untuk berkunjung ke zona demiliterisasi (DMZ) yang menjadi batas antara Korut-Korsel.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook