INTERNASIONAL

Korban Penembakan Sekolah Texas Lawan Produsen Senjata

Internasional | Minggu, 05 Juni 2022 - 01:30 WIB

Korban Penembakan Sekolah Texas Lawan Produsen Senjata
Bunga, mainan, dan benda-benda lain, mengenang para korban penembakan massal sekolah paling mematikan di Amerika Serikat yang menewaskan 19 anak dan dua guru, di Robb Elementary School di Uvalde, Texas, Amerika Serikat. (VERONICA G. CARDENAS/REUTERS)

TEXAS (RIAUPOS.CO) – Pria bersenjata dari Uvalde berusia 18 tahun, Salvador Ramos, menyerbu sekolah itu pada 24 Mei dan menewaskan 19 siswa serta dua guru. Pelaku secara legal membeli senjata pertamanya pada ulang tahun yang ke-18 pada 17 Mei.

Josh Koskoff, pengacara Garza, pernah menangani kasus penembakan Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut pada 2012 yang menghasilkan uang damai 73 juta dolar AS (Rp1,05 triliun) dari pembuat senjata Remington pada Februari. Kasus SD Sandy Hook itu menjadi penyelesaian signifikan pertama atas penembakan massal terhadap pembuat senjata, pihak yang dilindungi undang-undang federal dari tuntutan hukum.


”Sandy Hook di Connecticut tidak punya ikatan hukum pada pengadilan Texas tapi itu tidak berarti tidak memiliki kekuatan persuasif,” kata Koskoff.

 

Koskoff mengatakan kepada Reuters, bahwa dia menerapkan apa yang dia pelajari dari kasus Sandy Hook untuk penyelidikannya saat ini. Penyelidikan itu difokuskan pada pemasaran senjata untuk anak-anak dan remaja serta pemasaran video games yang menggunakan sudut pandang orang pertama (first-person shooter).

”Penembak itu, pada dasarnya pada hari saat dia memasuki usia 18 tahun, dia tahu persis senjata apa yang dia dapatkan,” papar Koskoff.

Dalam tindakan hukum terpisah, karyawan sekolah Emilia Marin mengajukan surat-surat di pengadilan Negara Bagian Texas untuk menuntut agar Daniel Defense memberikan kesaksian dan memaksa perusahaan itu untuk menyerahkan dokumen, juga terkait dengan pemasarannya.

Di laman sekolah tersebut, Marin terdaftar sebagai petugas patologi wicara. Tuntutan Marin, yang diajukan pada Kamis (2/6/2022) malam, adalah petisi yang memungkinkan suatu pihak untuk mulai menyelidiki kemungkinan kewajiban memberikan kompensasi.

Produsen senjata umumnya dilindungi dari tuntutan hukum atas penggunaan senjata api secara kriminal oleh undang-undang federal yang disebut Protection of Lawful Commerce in Arms Act atau PLCAA. Namun, Mahkamah Agung Connecticut pada 2019 memutuskan bahwa perusahaan senjata Remington Arms dapat dituntut oleh keluarga korban Sandy Hook di bawah pengecualian PLCAA. Sebab, perusahan itu diduga melanggar undang-undang negara bagian menyangkut pemasaran.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook