Demonstran Thailand Klaim Menang

Internasional | Rabu, 04 Desember 2013 - 09:15 WIB

BANGKOK (RP) - Memasuki hari ke-10, aksi demonstran antipemerintah Thailand berhenti. Itu terjadi setelah pemerintah dan perwakilan demonstran sepakat berdamai sementara untuk memperingati hari jadi Raja Bhumobhol Adulyadej.

Pemerintah Thailand menyatakan telah mencapai kesepakatan untuk berdamai beberapa hari mendatang. Pemerintah pun mengajak massa menghormati hari lahir Raja Bumibhol Adulyadej yang jatuh pada 5 Desember.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Namun, pemimpin demonstran menegaskan bahwa aksi melawan rezim Shinawatra akan terus dilanjutkan.

Letnan Jenderal Paradon Patthanathabut dari Dewan Keamanan Nasional menjelaskan, ribuan demonstran diizinkan memasuki halaman Istana Negara, pusat pemerintahan Yingluck, dan sebuah markas polisi yang menjadi target demonstrasi dalam beberapa hari terakhir.

Polisi juga membongkar barikade di depan markas metropolitan mereka di Bangkok, Selasa pagi (3/12). Bahkan, aparat membiarkan massa antipemerintah memasuki halaman gedung tersebut. Tampak sejumlah demonstran bersalaman dengan polisi.

Paradon membenarkan pemerintah dan demonstran telah mencapai kesepakatan untuk sama-sama cooling down. Itu dilakukan demi memperingati ulang tahun Raja Bhumibhol Adulyadej yang ke-86. Bhumibhol adalah sosok yang paling dihormati di Thailand sebagai simbol pemersatu bangsa.

Tetapi, Suthep Thaugsuban, yang memimpin demonstrasi antipemerintah di Bangkok, menegaskan bahwa aksi mereka belum berakhir.

‘’Kami akan terus berjuang sampai rezim Thaksin benar-benar lengser,’’ terangnya merujuk Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri terguling sekaligus kakak kandung Yingluck. Oposisi menganggap pemerintahan Yingluck saat ini hanyalah boneka dari rezim Thaksin yang dilengserkan melalui kudeta militer pada 2006.

Di bawah instruksi Suthep, yang juga mantan wakil perdana menteri dari Partai Demokrat, demonstran menduduki sejumlah kantor pemerintahan dalam 10 hari terakhir. Awalnya demonstrasi berjalan damai.

Namun, pada Sabtu (30/12) terjadi bentrokan antara demonstran dan massa pendukung pemerintah yang menewaskan 3 orang. Insiden tersebut menjadi bentrokan paling berdarah sejak pembubaran demonstran massa Kaus Merah pada 2010.

Dalam perkembangan terakhir, konfrontasi antara polisi dan demonstran juga memanas akhir pekan lalu. Padahal, pemerintah berkali-kali berjanji tidak menggunakan kekerasan dalam menghadapi massa.

Suthep menuturkan, Senin malam sebagian demonstran akan bergerak ke markas Biro Kepolisian Metropolitan (MPB) Bangkok dan mendudukinya. Pernyataan tersebut keluar setelah mendengar bahwa polisi telah menerbitkan surat peringatan tangkap kepada dirinya.

Namun, kemarin pagi tampaknya polisi melakukan pendekatan lebih simpatik kepada para demonstran.  

Setelah bernegosiasi, mereka membongkar barikade dari beton yang memblokade jalan menuju MPB dan mengizinkan ribuan orang masuk. Sejumlah polisi berjabat tangan dengan demonstran di lokasi tempat malam sebelumnya mereka menembakkan gas air mata ke arah massa.

Demonstran pun menyambutnya dengan gembira dan bertepuk tangan sambil meneriakkan slogan kemenangan. Situasi di jalanan lantas berubah drastis menjadi damai.(cak/c14/dos/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook