MAKKAH (RP) - Mendekati puncak ibadah haji, gelombang jamaah asal Indonesia terus mengalir menuju Kota Suci Umat Islam Makkah.
Baik dari arah Kota Jeddah maupun Madinah. Khusus jamaah reguler, Kamis (3/10), adalah pergerakan hari terakhir.
Karena itu, Madinah sudah relatif sepi dari jamaah reguler. Adapun untuk jamaah khusus (dulu ONH plus) beberapa kloter masih berada di Kota Madinah itu.
Suasana Kota Makkah pun semakin padat. Terutama di area Masjidil Haram. Praktis hari-hari ini kawasan Masjidil Haram itu sesak dengan lautan manusia dari berbagai negara.
Bukan hanya saat gelombang melaksanakan tawaf ataupun sai, tetapi juga saat waktu salat lima waktu.
Kepadatan itupun berdampak serius terhadap pengaturan transportasi bagi para jamaah. Bus-bus yang menjadi angkutan cuma-cuma selama musim haji, selalu diserbu ribuan jamaah itu.
Selepas salat Subuh kemarin, misalnya. Di terminal Bab Ali, lautan manusia itu berebut untuk bisa mendapatkan tumpangan menuju ke pemondokan di wilayah Mahbas Jin dan Aziziyah.
Perlu waktu hampir dua jam untuk bisa mendapatkan bus merah bermerek Saptco itu. Padahal, sehari sebelumnya masih relatif longgar.
Beruntung petugas setempat bergerak cepat. Mereka bergegas menutup akses menuju bus. Dengan begitu, tidak sampai terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Baru setelah suasana longgar, akses itu dibuka kembali. Padahal, andaikan jamaah lebih bersebar maka para jamaah pasti terangkut ke pemondokan masing-masing.
Namun demikian, saat jamaah berdesak-desakan berebut bus tersebut ada salah seorang jamaah jatuh pingsan. Yakni, Sulistyo Wardani asal Cilacap, Jawa Tengah, dari Embarkasi Solo (SOC). Korban itupun langsung dibopong keluar dari kerumunan massa yang menyemut itu.
Kebetulan di area itu ada petugas ibadah haji Indonesia (PPHI). Termasuk tim media center haji (MCH) Kemenag dan tim kesehatan Kemenkes. Mereka pun bergerak untuk menyelamatkan nyawa korban.
Setelah beberapa kali ditekan dadanya, ibu itu baru tersadar dan langsung dilarikan dengan ambulans untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. ‘’Korban kekurangan oksigen akibat berdesak-desakan itu,’’ kata dr Fanny.
Peristiwa itu bukan tidak mungkin bakal berulang. Sebab, kondisi Masjidil Haram dipastikan akan semakin padat. Terlebih saat seluruh jamaah sudah 100 persen berada di Makkah.
Untuk mengantisipasi itu, Misi Urusan Haji Indonesia mengeluarkan kebijakan baru. Mulai Rabu (2/10), dibuka rute bagi jamaah yang tinggal di Bakhutmah.
Jalurnya dari Halte 1 Bakhutmah menuju Terminal Kudai, lalu ‘’menuju’’ Bab Malik Masjidil Haram dan sebaliknya.
‘’Target pengalihan rute ini untuk mengurangi beban Terminal Ghazza atau terminal lain pada jam-jam sibuk. Misalnya, selepas salat Isya, Subuh, dan Jumat. Saat saat itu kepadatan jamaah baru bisa teruai antara dua sampai tiga jam,’’ kata Kasi Seksi Transportasi Ahmad Wahyudi kepada tim MCH Daerah Kerja (Daker) Makkah. Untuk tahap awal ini, Daker Makkah mengoperasikan tiga bus.
Kawasan Bakhutmah merupakan wilayah pemondokan dengan jumlah jamaah haji Indonesia terbesar. Wahyudi optimistis pembukaan rute baru itu ‘’bisa’’ mempercepat proses penguraian kepadatan jamaah.
Namun demikian, Wahyudi menyatakan bahwa proses terurainya kepadatan itu juga dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya, kepadatan lalu lintas di jalan-jalan sekitar Masjidil Haram.
‘’Kita juga harus terus menyosialisasikan kepada jamaah untuk tidak berebut karena memang tingkat pendidikan yang beragam juga ikut mempengaruhi,’’ ungkapnya.
Sementara itu, jumlah jamaah yang wafat di Tanah Suci sampai kemarin terdata ada 30 orang. Jumlah ini menurun dibanding periode yang sama musim haji sebelumnya. Pada 2012 jumlah jamaah wafat ada 45 orang dan 50 orang pada 2011.
‘’Kita berusaha dan berdoa bersama kepada Allah SWT, mudah-mudahan sampai akhir musim haji jumlah jamaah yang meninggal terus menurun,’’ kata Kabid Kesehatan PPHI Arab Saudi Dr dr Fidiansjah Sp KJ.
Jamaah yang wafat disebabkan karena gangguan sirkulasi darah, jantung, paru-paru, serta diabetes dengan komplikasi.
Menghadapi puncak Haji dengan wukuf di Arafah dan melontar Jumrah di Mina, pihaknya menyarankan agar jamaah lebih banyak beristirahat. Paling tidak tujuh hari sebelum pelaksanaan wukuf.
‘’Kurangi ibadah sunah, banyak makanan bergizi, pola hidup sehat, tetap gunakan penutup mulut dan hindari kerumunan,’’ katanya.
Dua Petugas Haji Dipukuli Joki Hajar Aswad
Dua petugas haji asal Indonesia menjadi korban pengeroyokan sekolompok orang yang menawarkan jasa alias joki kepada jamaah bisa mendekati Hajar Aswad.
Petugas itu adalah Affan Riadi (tenaga musiman) dan Arobi (anggota TNI). Keduanya biasa bertugas di sektor khusus Masjidil Haram.
Sektor Khusus bertugas di wilayah Masjidil Haram memiliki tugas membantu jamaah yang terlepas dari rombongan, kehilangan barang dan uang.
Meski tidak sampai mengalami luka serius, akibat pengeroyokan itu keduanya sempat menjalani perawatan di balai kesehatan. Namun, ada seorang pelaku yang berhasil diamankan dan langsung diproses oleh polisi setempat.
‘’Setelah Subuh saya bertemu orang yang mau memakai jasa joki. Kemudian saya sampaikan jangan mau,’’ kata Affan kepada tim media center haji (MCH).
Setelah mengetahui praktik joki itu, Affan pun mengimbau agar jamaah itu tidak memberikan uang. Ternyata, pelaku itu memanggil kawan-kawannya. ‘’Ada lebih dari sepuluh orang mengeroyok kami berdua,’’ ceritanya.
Kabarnya, jamaah yang akan menjadi korban joki itu seorang perempuan berkewarganegaraan Malaysia. Lokasinya, upaya ‘’pemerasan’’ itu terjadi masih di area tawaf di sekitar Kakbah.
Praktik joki Hajar Aswad memang masih mudah ditemui. Saat JPNN bersama rombongan MCH melakukan tawaf, ada juga yang menawari. ‘’Dia bilang, ayo ikut aku saja. Saya bilang, tidak mau,’’ cerita Dedi Achjadi, salah seorang kameramen TVRI.
Informasi yang dihimpun, pelaku joki itu biasanya adalah para mukimin. Mereka biasanya warga yang overstay. Modusnya, pelaku yang berkelompok-kelompok itu mengajak jamaah.
Begitu mau, jamaah bersangkutan langsung disiapkan jalan mendekati Hajar Aswad. Setelah itu, jamaah diminta uang. Kabarnya, mereka biasanya meminta sampai 300 rial.
‘’Kalau tidak mau, jamaah bersangkutan akan dikerjai dan ditakut-takuti,’’ kata salah seorang tenaga musiman asal Indonesia.
Biasanya yang menjadi sasaran empuk adalah warga Indonesia dan Malaysia yang berusia lanjut. Jika biasanya para joki adalah mukimin laki-laki, kini ada ada sekelompok joki yang melibatkan perempuan. ‘’Pakaiannya juga sama seperti jamaah,’’ tambahnya.
Yang mengherankan, di sekitar Hajar Aswad itu dijaga tentara atau polisi setempat. Tetapi, mereka terlihat hanya fokus mengamankan agar jamaah tidak berlama-lama di dekat Kakbah.
Hingga berita ini ditulis, Kantor Misi Haji Indonesia masih memproses kasus penganiayaan dua petugas oleh joki tersebut.
JCH Diimbau Jangan Bawa Barang Berlebihan
Barang bawaan Jamaah Calon Haji (JCH) saat kembali ke tanah air juga menjadi sorotan. Ini dilakukan, karena kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menghambat proses kepulangan JCH ke kampung halaman.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau H Tarmizi Tohor kepada Riau Pos di Pekanbaru, Kamis (3/10). Menurutnya, jumlah bawaan barang JCH sudah ada ketentuan yang mengaturnya.
‘’Saya sering sampaikan, jangan terlalu berlebih membawa oleh-oleh. Takutnya, barang tidak dibawa pulang kalau melebihi ketentuan yang berlaku. Kalau barang bawaan terlalu banyak dipaketkan saja, supaya tidak mengganggu aktifitas kembali ke Tanah Air. Kita harapkan keluarga JCH di Riau dapat kembali mengingatkan itu,’’ ulasnya.
Saat ditanyakan mengenai jumlah barang bawaan yang diperbolehkan, dia mengatakan hal itu sudah disampaikan kepada petugas pendamping haji. Dimana, JCH hanya diperbolehkan membawa barang seberat 32 kilo gram saat kembali ke tanah air.
Sementara saat ditanyakan mengenai kondisi JCH di tanah suci, dia mengatakan JCH dalam keadaan sehat. Serta dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai syariat Islam.
Kendati demikian, pengawasan terus dilakukan untuk mengoptimalkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2013.
Disinggung mengenai makanan yang berbeda dengan di Tanah Air, dia mengatakan hal itu secara prinsip tidak begitu menjadi kendala. Pasalnya, sudah banyak alternatif makanan yang dapat menjadi pilihan JCH.
‘’Satu hal yang juga selalu kita ingatkan kepada pendamping haji dan JCH adalah himbauan agar selalu menjaga nama baik daerah. Indonesia selama ini dinilai sebagai salah satu negara yang tergolong tertib dalam penyelenggaraan ibadah haji,’’ ungkap Tarmizi.(hud/jpnn/rio)