Riau Pos online - Jamaah haji Indonesia disarankan mempercepat pergerakannya dari Mekkah ke Arafah dengan memperpendek waktu mabit (bermalam) di Muzdalifah, sehingga bisa masuk di Mina sebelum salat subuh.
Imbauan tersebut disampaikan penyelenggara haji di Arab Saudi supaya jamaah Indonesia tidak mengalami masalah dalam prosesi haji di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina).
Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Haji Indonesia di Arab Saudi Muchlis Hanafi mengatakan, sudah saatnya ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan, "tidak batal haji seseorang bila tidak melaksanakan mabid di Muzdalifah," karena mabit bukan rukun haji.
"Dalam mazhab Syafi’i ada dua pendapat, bahwa mabit di Muzdalifah, wajib, dan ada juga pendapat, mabit di Muzdalifah sunnah," kata Muchlis Hanafi.
Dengan demikian Muchlis menyarankan kepada jamaah haji Indonesia mempercepat pergerakan dari Muzdalifah ke Mina supaya bisa sampai sebelum salat subuh. Karena, setelah subuh pergerakan jamaah haji akan sangat padat pasca salat subuh.
"Pengalaman jamaah haji Indonesia selama ini selalu tiba di Mina pada tengah hari akibat kepadatan jamaah yang berdesakan dan itu sangat melelahkan," kata Muchlis.
Muchlis memahami, butuh waktu panjang untuk menyamakan pemahaman umat Islam di Indonesia dalam masalah mempersingkat waktu mabid di Mina.
"Kami akan selalu menyosialisasikan supaya ke depan jamaah haji Indonesia tidak mengalami kelelahan yang luar biasa dalam prosesi Armina," kata Muchlis.
Sampai Kamis (3/10), jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal, 31 orang, setelah Mukijo Bin Ahmad Ajmain, warga Kp Yaman, Dsn I, Labuhan Batu, Sumut, meninggal di Mekkah, Kamis (3/10) pukul 10.30 WAS. Diagnosanya, haemoragic stroke.(rmol/jpnn)