Serang Suriah, Obama Cari Dukungan G-20

Internasional | Rabu, 04 September 2013 - 07:43 WIB

WASHINGTON (RP) - Meski menunda aksi militer ke Suriah, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tetap rajin menggalang dukungan.

Tidak hanya sibuk melobi anggota Kongres, pemimpin 52 tahun itu juga memanfaatkan forum internasional G-20 untuk memuluskan rencananya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Selasa (3/9) pagi, Obama tiba di Kota Stockholm, Swedia. Ia memang sengaja mampir ke Swedia sebelum menghadiri konferensi tingkat tinggi G-20 di Strelna, St Petersburg. Kunjungan ke Swedia merupakan jadwal tambahan yang menggantikan rencana pertemuan empat mata Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pascakasus Edward Snowden, Washington membatalkan rencana itu.

Kunjungan Obama ke Swedia tersebut merupakan yang pertama dilakukan Presiden AS dalam konteks bilateral. Rencanannya, Presiden kelahiran Hawaii itu bakal bertemu Perdana Menteri (PM) Fredrik Reinfeldt dan Raja Carl Gustav. Mereka akan lebih banyak berbicara tentang perubahan iklim serta kerja sama keamanan dan perdagangan.

Dari Swedia, Obama langsung bertolak ke Rusia. Dia akan bertemu para pemimpin dunia dalam forum G-20 yang berlangsung selama dua hari, mulai Jumat (5/9).

Kendati Suriah bukanlah salah satu topik yang bakal dibahas dalam pertemuan tersebut, Obama tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menggalang dukungan negara-negara kuat terkait dengan rencana aksi militernya.

‘’Pertemuan G-20 merupakan peluang bagi Obama untuk mendapatkan dukungan terhadap rencana serangan atas rezim Suriah,’’ terang salah seorang pejabat Gedung Putih.

Selain itu, negara-negara G-20 pun memang menantikan pembahasan tentang Suriah. Sebab, rata-rata, mereka ingin tahu rencana Obama selanjutnya jika Kongres AS tidak merestui rencananya untuk menyerang kubu Presiden Bashar al-Assad.

Kongres AS sendiri baru akan membahas dan mungkin melakukan voting tentang Suriah pada Senin (9/9) mendatang. Sebab, mereka masih dalam masa reses.

Senator John McCain yang sangat ingin AS menggempur Suriah berharap Obama tidak menyia-nyiakan masa reses. Ia berharap pengganti George W Bush tersebut tetap bisa melobi para petinggi Kongres meski tidak saling bertemu muka.

‘’Semua itu memang akan jauh lebih sulit dilakukan jika Anda sedang bepergian. Tapi, selama ini, ia tidak pernah jauh dari telepon dan terbiasa melakukan komunikasi jarak jauh,’’ kata politikus Partai Republik tersebut. McCain juga berharap Obama mampu memenangkan dukungan Kongres. Sebab, ia yakin, rezim Assad hanya bisa dilemahkan melalui serangan militer.

Sejauh ini, baru Inggris dan Prancis yang menyatakan dukungannya terhadap AS. Bahkan, jika harus melancangi Dewan Keamanan (DK) PBB pun, dua negara sekutu AS itu siap mendukung.

Kemarin intelijen Prancis melaporkan bahwa pasukan Assad memang berada di balik serangan kimia di Ghouta bulan lalu. Mereka mengaku memiliki bukti kuat pemakaian gas beracun yang mematikan dalam insiden tersebut.

Sementara itu, Assad yang selama ini menjadi sasaran kemarahan masyarakat internasional menerbitkan peringatan. Kemarin dia memperingatkan AS dan sekutunya supaya tidak nekat melancarkan aksi militer atas Suriah.

Sebab, serangan ke republik yang terletak di tepi Laut Mediterania itu hanya akan menimbulkan kekacauan lebih besar. ‘’Bisa terjadi perang regional,’’ serunya.

Secara terpisah, Israel melaporkan bahwa militernya telah sukses melakukan uji coba rudal bersama AS di Laut Mediterania. ‘’Uji coba sukses,’’ terang Kementerian Pertahanan Israel dan Departemen Pertahanan AS dalam pernyataan bersama. Sebelumnya, sistem radar Rusia mendeteksi tembakan dua rudal balistik dari kawasan tengah Mediterania ke arah timur.(hep/c17/dos/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook