WASHINGTON (RP) - Kudeta yang dilakukan terhadap Presiden Mesir Muhammed Mursi memang menewaskan sedikitnya delapan orang. Selain itu, puluhan warga Mesir juga mengalami luka saat menggelar aksi penggulingan presiden tersebut.
Meski begitu, PBB tak mengutuk apa yang dilakukan militer Mesir. Menurut PBB, apa yang terjadi di Mesir merupakan bentuk pengungkapan kebebasan untuk bersuara. Terutama ketika warga Mesir sudah muak dengan kepemimpinan Mursi.
“Kami tidak mengutuk apa yang terjadi di Mesir. Ribuan warga Mesir melakukan aksi tersebut untuk menyuarakan rasa frustasi mereka dan sebagai bantuk perhatian terhadap legitimasi pemerintahan negaranya,” ujar Sekjen PBB Ban Ki Moon seperti dilansir Reuters, Kamis (4/7).
Pria asal Korsel tersebut menambahkan, dirinya meminta warga Mesir untuk tetap tenang dan tidak meluapkan emosi. Jika tetap tenang, dia yakin Mesir akan kian kondusif pascaaksi kudeta tersebut.
Sebaliknya, ketika warga mudah terbakar emosi, bukan tak mungkin Mesir bakal semakin bergejolak. Sebab, Mursi juga masih memiliki banyak pengikut setia yang selama ini selalu di belakangnya. Meski, saat ini keberadaan Mursi masih simpang siur.
“Akan menjadi hal yang sangat penting untuk memperkuat aturan yang diselaraskan dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pendekatan yang inklusif adalah hal yang sangat mendasar untuk semua warga Mesir,” tegas Ban Ki Moon. (jos/jpnn)