DARWIN (RP) - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Selasa (3/7) bertemu dan membicarakan perkembangan hubungan kedua negara bertetangga itu.
Beberapa isu akan diangkat oleh kedua pemimpin di Kota Darwin, Australia sebelah utara.
Menurut ABC Radio Australia, Gillard telah menyelenggarakan jamuan kenegaraan bagi Presiden Yudhyono di Darwin Senin (2/7) malam waktu setempat.
Gillard mengatakan bahwa ada beberapa masalah bilateral yang tergolong sulit dan harus segera dipecahkan kedua pemerintah.
‘’Beberapa isu yang akan diangkat tergolong sulit,’’ kata Gillard. Dia menyebut terorisme dan narkotika, perdagangan manusia, dan penanganan bencana alam.
''Ini ancaman-ancaman yang membawa tantangan bagi kedua negara,’’ lanjut Gillard, yang juga pemimpin Partai Buruh.
Namun, di tengah masalah-masalah itu, Gillard mengingatkan bahwa hubungan kedua negara saat ini mencapai tahap yang paling erat. ‘’Saat menghadapi masalah-masalah yang sulit, kita justru saling mendekat, bukan malah menjauh,’’ lanjut Gillard.
Selain masalah-masalah di atas, kedua pemimpin juga mengangkat isu perdagangan, keamanan perbatasan, dan agenda regional dan global. Jamuan makan malam itu juga dihadiri oleh pemimpin kubu oposisi Australia, Tony Abbott. Dia berharap bahwa Australia dan Indonesia mempererat lagi kerjasama dalam pariwisata dan pendidikan.
‘’Ratusan ribu turis Australia mengunjungi Indonesia. Sebaliknya, puluhan ribu pelajar Indonesia berada di Australia,’’ ujar Abbott mengingatkan. ‘’Saya harap jumlah ini bisa bertambah,’’ ujarnya.
Presiden Yudhoyono berada di Australia dalam rangka menghadiri Pertemuan Tahunan Pemimpin Indonesia dan Australia. Ini pertemuan kali kedua di forum itu.
Dalam pertemuan tersebut, Australia bersedia berkontribusi sebesar 1 miliar dolar AS untuk program pinjaman darurat bagi Indonesia, yang bisa digunakan bila sewaktu-waktu dihantam krisis. Dengan program ini, Australia bergabung dengan Jepang, Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia terkait penyediaan pinjaman darurat (stanb-by loan facility).
Menurut kantor berita Reuters, kesediaan Australia ini diumumkan Perdana Menteri Julia Gillard dalam pembicaraan bilateral dengan tamunya dari Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Kota Darwin hari ini. Kedua pemimpin membicarakan berbagai isu, termasuk masalah keuangan.
Gillard mengatakan bahwa kontribusi Australia ini merupakan bagian dari paket pinjaman darurat internasional untuk Indonesia, yang hingga mencapai 5,5 miliar dolar AS. Fasilitas ini bisa diakses bila kondisi ekonomi Indonesia memburuk.
Pulangkan 54 ABK WNI
Isu penyelundupan manusia menjadi sorotan utama pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Australia Julia Gillard di Darwin.
Dalam pernyataannya, Presiden Yudhoyono mendesak PM Gillard mempercepat pemulangan 54 anak buah kapal (ABK) di bawah umur yang masih ditahan di Australia.
‘’Mereka adalah korban penyelundupan manusia. Kami sangat mengharapkan usaha pemulangan mereka dapat dipercepat,’’ kata Presiden Yudhoyono, seperti diberitakan The Australian.
Dari 79 ABK Indonesia yang masih ditahan di Australia, 54 di antaranya diketahui masih berusia di bawah 18 tahun. Guna menyikapi kasus penyelundupan manusia, kedua negara menegaskan kesepakatan ekstradisi.
‘’Kerja pemerintah Australia dalam menyikapi hal ini sudah bagus, namun alangkah baiknya jika kita bisa melakukan lebih banyak lagi,’’ tambah Presiden Yudhoyono.
Pemimpin kedua negara juga akan melakukan upaya penghentian penyelundupan manusia seperti yang sudah ditetapkan dalam kerangka Bali Process.
Australia dan Indonesia juga akan memperkuat kerjasama dalam berbagai bidang. Salah satunya kerjasama maritim, terutama dalam hal pencarian dan penyelamatan korban jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan laut.
Menurut laman ABC, PM Gillard juga mengumumkan rencana penandatanganan kerjasama pertahanan dalam waktu dekat. Australia berencana melakukan penyesuaian terhadap visa kerja dan visa liburan khusus WNI.
Presiden SBY berada di Australia selama dua hari dalam rangka menghadiri Pertemuan Tahunan Pemimpin Indonesia dan Australia. Ini pertemuan kali kedua di forum itu.(umi/viv/int/jpnn)