PERU (RIAUPOS.CO) - Lebih dari 400 lumba-lumba ditemukan mati di Pantai Samudera Pasifik di Peru Utara, Januari lalu. Angka ini menurun dibandingkan jumlah yang ditemukan pada 2012 silam.
Menurut situs abc, Senin (3/2), meski kasus matinya lumba-lumba ini sudah terjadi beberapa tahun, namun hingga kini pihak berwenang belum melansir penyebab kematian binatang laut tersebut.
Mereka hanya melakukan otopsi pada lumba-lumba terbaru yang ditemukan selama Januari di wilayah Lambayeque, Pantai Utara Peru. "Sekitar 220 lumba-lumba mati ditemukan pada minggu terakhir Januari, sisanya pada tiga minggu sebelumnya," ujar Jaime de la Cruz dari IMARPE, Lembaga Kehidupan Laut Peru.
Dijelaskannya, hasil otopsi diharapkan akan dirilis dalam dua minggu ke depan dengan fokus pada paru-paru, ginjal dan hati hewan ini.
Otopsi dari lebih 870 lumba-lumba yang ditemukan pada 2012 tidak meyakinkan. Spekulasi kematian hewan ini diduga terkena biotoksin atau keracunan di laut yang tidak diketahui hingga kini.
Sementara itu, Yuri Hooker, direktur unit Biologi Kelautan di Cayetano Heredia University, mengatakan kematian lumba-lumba dunia pada umumnya disebabkan oleh pencemaran lingkungan ketika mamalia laut makan ikan atau spesies yang lebih kecil lainnya tercemar racun. (esy/jpnn)