BAHRAIN (RIAUPOS.CO) – Situasi di Timur Tengah dan kawasan Teluk terus memanas pasca-eksekusi mati ulama syiah oleh Pemerintah Arab Saudi. Kali ini, sejumlah sekutu Arab Saudi melakukan aksi diplomatik bersama menentang Iran setelah kedutaan besar Saudi di Teheran diserang di tengah-tengah pertikaian hukuman mati seorang ulama Muslim Syiah.
Bahrain dan Sudan memutus hubungan dengan Iran, sementara Uni Arab Emirates mengurangi misi diplomasinya.
Arab Saudi pada hari Minggu (3 Januari) memutus hubungan dan memberikan waktu selama dua hari bagi diplomat Iran untuk pergi.
Arab Saudi dan Iran adalah kekuatan utama Sunni dan Syiah di kawasan.
Kedua negara mendukung dua kelompok yang bermusuhan di Suriah dan Yaman.
Bahrain dikuasai seorang raja Muslim Sunni tetapi berpenduduk mayoritas Syiah.
Pada hari Senin, negara itu memberikan waktu 48 jam bagi para diplomat Iran untuk meninggalkan Bahrain.
Mereka menuduh Iran "meningkatkan campur tangan yang berbahaya" terhadap masalah dalam negeri negara-negara Teluk dan Arab.
Bahrain memandang serangan kedutaan Saudi sebagai bagian dari "pola kebijakan sektarian yang sangat berbahaya dan harus ditangani...untuk menjaga keamanan dan stabilitas kawasan secara keseluruhan".
Bahrain, yang merupakan tempat Armada ke-lima Angkatan Laut Amerika Serikat sering kali menuduh Iran mendukung pemberontakan Syiah setelah terjadinya pemberontakan Arab Spring tahun 2011.
Sumber: BBC
Editor: Amzar