KABUL (RP) - Menjelang penarikan seluruh tentara asing dari Afghanistan pada akhir 2014, gelombang serangan kelompok militan Taliban yang menarget mereka tidak juga surut. Kali ini, serangan bom bunuh diri kembali menarget pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di negeri Presiden Hamid Karzai itu.
Sejumlah pelaku serangan bunuh diri meledakkan bom dan menembakkan roket di luar pangkalan utama AS di Kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar, timur Afghanistan, Minggu (2/12) pagi. Sedikitnya, 14 orang tewas dalam insiden tersebut. Termasuk, sembilan milisi Taliban. Tiga tentara Afghanistan dan dua warga sipil juga tewas akibat serangan bom.
Pejabat polisi setempat menyebut bahwa setelah terjadi pertempuran selama dua jam, sejumlah mayat berseragam polisi dan militer Afghanistan tergeletak di sekitar gerbang sebuah pangkalan udara di Jalalabad. Juru bicara Taliban pun mengakui bahwa mereka berada di balik serangan pada pukul 06.00 itu.
Taliban, yang terus memerangi tentara Afghanistan dan pasukan koalisi pimpinan AS selama lebih dari satu dekade, sering kali menyamar dengan berseragam pasukan keamanan setempat saat menyerang.
Ada beberapa versi terkait korban dan serangan kemarin. Nasir Ahmad Safi, jubir Pemprov Nangarhar, menyatakan bahwa dua pelaku serangan bom bunuh diri tewas setelah meledakkan diri mereka dalam mobil.
"Tujuh pelaku bom bunuh diri lain tewas dalam baku tembak dengan pasukan Afghan dan koalisi. Tiga tentara Afghan dan dua warga sipil ikut tewas," tuturnya.
Setelah insiden itu, helikopter militer AS dan NATO pun berseliweran di atas lokasi serangan bom. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISA) juga membenarkan adanya insiden yang membawa korban itu.
"Ada beberapa pelaku bom bunuh diri yang terlibat," ujar Mayor Martyn Crighton, jubir ISAF pimpinan NATO. Dia menambahkan bahwa beberapa tentara koalisi terluka dalam serangan bom dan roket tersebut.
Versi lain menyebutkan bahwa bom bunuh diri dalam tiga mobil sengaja menarget pangkalan militer bersama AS dan Afghanistan kemarin. Pejabat lokal yang tidak mau disebut namanya menyatakan bahwa tiga bom bunuh diri itu merenggut jiwa tiga tentara Afghanistan dan dua warga sipil.
Militan menyerang tiga target yang berbeda di pangkalan militer atau Forward Operating Base (FOB) Fenty dekat pangkalan udara Jalalabad. Serangan dimulai sesaat setelah matahari terbit saat militan meledakkan sebuah bom mobil di gerbang depan pangkalan tersebut.
Lantas, bom bunuh diri kedua dalam mobil lain meledak setelah ditembaki tentara AS dan Afghanistan saat coba menerobos pangkalan itu. Bom mobil ketiga meledak di luar perimeter (pagar keliling) pangkalan tersebut.
"Tentara ISAF dan tentara Afghan berhasil mengusir militan sehingga mereka tidak dapat menerobos perimeter. Akibatnya, sejumlah militan pun menjadi korban," papar Havrat Hussain Mashriqwal, jubir kepolisian setempat. "Tiga pelaku bom bunuh diri dan enam militan bersenjata tewas dalam ledakan maupun baku tembak," lanjutnya.
Itu merupakan serangan terakhir dalam serangan insiden yang menargetkan pangkalan AS di Afghanistan. Serangan kemarin juga terjadi hanya beberapa bulan setelah pasukan NATO mengalihkan tanggung jawab keamanan terhadap Provinsi Nangarhar kepada pasukan Afghan.
Lewat telepon kepada jaringan berita CNN, jubir Taliban Zabiullah Mujahid mengaku bahwa pihaknya bertanggung jawab atas seluruh serangan tersebut. Menurut dia, dua bom mobil dan seorang pelaku bom bunuh diri yang memakai sabuk peledak dikerahkan dalam serangan itu. "Sedikitnya, 20 orang tewas dalam serangan itu," katanya.
Taliban secara rutin menelepon atau mengirimkan e-mail saat menyatakan klaim tanggung jawab mereka atas setiap serangan terhadap pasukan koalisi dan tentara Afghanistan. Provinsi Nangarhar berbatasan langsung dengan wilayah rawan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Di wilayah itulah, selama ini sejumlah kelompok militan bermarkas. Termasuk, para anggota jaringan Haqqani.
Itu bukan pertama kali FOB Fenty dan pangkalan udara Jalalabad menjadi target serangan Taliban. Pada Februari lalu, sembilan orang tewas dan 12 lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri di gerbang depan pangkalan itu.
Dua bulan kemudian, empat pelaku boim bunuh diri yang memakai burqa (pakaian perempuan yang menutup seluruh tubuh, kecuali mata) berupaya untuk menyerang pangkalan tersebut. Lalu, pada Juni 2010, militan Taliban kembali menyerang gerbang depan pangkalan itu dengan bom mobil, roket, dan senjata api. (AFP/CNN/RTR/cak/dwi)