JERUSSALEM (RIAUPOS.CO) – Tak ingin memicu perlawanan kaum militan Palestina, Israel memutuskan untuk tidak memulangkan jenazah warga Palestina yang dibunuh polisi dan tentaranya sepanjang pertikaian berdarah sebulan lalu.
Menurut Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, mereka hanya akan mempertimbangkan pemulangan itu jika ada jaminan bahwa upacara pengebumiannya diadakan dalam suasana sederhana.
Media di Timur Tengah memberitakan, sedikitnya 67 warga Palestina tewas akibat ditembak polisi dan tentara Israel sejak 1 Oktober lalu, sebagiannya diduga karena melakukan serangan menggunakan pisau, sementara yang lain ditembak ketika melancarkan unjuk-rasa anti-Israel.
Israel yang sejak dulu menahan jenazah para pejuang Palestina sebagai tindakan menghukum atau untuk menukar dengan mayat tentaranya, menyerahkan delapan jenazah warga Palestina untuk dikebumikan pekan lalu.
Para pengamat mengatakan, rezim zionis itu masih menahan 21 jenazah lagi.
Menhan Yaalon kepada wartawan kemarin menjelaskan, rezim zionis itu mempertimbangkan kembali tindakan menyerahkan jenazah tersebut setelah dilanda kecemasan melihat hampir semua prosesi pengebumian warga Palestina itu selalu memicu aksi perlawanan yang kian deras, sekaligus meningkatkan sentimen anti-Israel.
Dia merujuk kepada pengebumian lima penduduk Palestina di Hebron Sabtu lalu yang dihadiri puluhan ribu penduduk, termasuk para pejabati Palestina.
“Jika keluarga si mati berjanji mengadakan prosesi pengebumian secara sederhana atau diadakan pada waktu malam, kami akan menyerahkan jenazah itu kepada mereka. Jika tidak, kami menahan jenazah itu atau kami yang akan mengebumikannya,” kata Yaalon.
Sementara itu, pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas menyangkal telah sepakat dengan syarat yang ditetapkan rejim Zionis itu.(zar)