DUGAAN PENYEBAB JATUHYA PESAWAT RUSIA

Kalau Tak Ditembak. Meledak karena Bom

Internasional | Selasa, 03 November 2015 - 00:56 WIB

KAIRO (RIAUPOS.CO) - Maskapai Kogalymavia yang mengoperasikan Metrojet menepis pernyataan bahwa pesawat yang mereka operasikan jatuh di kawasan Sinai karena faktor kesalahan manusia. Mereka yakin bahwa tidak ada kesalahan manusia maupun teknis dalam insiden yang merenggut 224 nyawa tersebut.

Wakil Direktur Umum Kogalymavia Alexander Smirnov dalam konferensi pers Senin (2/11/2015) menyatakan bahwa satu-satunya alasan rasional bagaimana pesawat tersebut bisa celaka adalah ada campur tangan dari luar. Secara tidak langsung, Smirnov ingin mengatakan bahwa pesawat Kogalymavia telah ditembak atau dipasangi bom di dalamnya sehingga akhirnya terjatuh. Menurut Smirnov, tidak mungkin pesawat yang memiliki kondisi baik-baik saja bisa terjun bebas dan meledak di udara.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tidak adanya komunikasi antara kru di dalam pesawat dan menara ATC juga menunjukkan bahwa saat itu pilot maupun kopilot mungkin tidak mampu berkomunikasi serta tidak bisa berbuat apa pun.

Selain itu, pesawat bermasalah setelah 20 menit terbang. Sangat jarang ada pesawat yang terjatuh setelah terbang selama 20 menit. Sebab, saat itu biasanya pesawat dalam kondisi cruising atau menjelajah. Artinya, kecepatan terbang stabil dan biasanya berada dalam kondisi autopilot.

Mantan pilot tersebut juga menolak kritik bahwa pesawat yang dioperasikan pihaknya terlalu tua untuk terbang. Selain itu, ekor pesawat nahas tersebut dikabarkan mengalami masalah pada 2001 saat mendarat di Kairo. Kala itu pesawat tersebut dimiliki oleh maskapai Middle East Airlines. Menurut Smirnov, rentang waktunya terlalu jauh dan selama ini pesawat tersebut tidak pernah bermasalah lagi.

 Para pakar terorisme dan penerbangan juga menguatkan dugaan Smirnov. Menurut mereka, memang tidak mungkin pesawat tersebut ditembak dari bawah, lantas jatuh. Alasan pertama, teroris di Mesir tidak memiliki senjata yang mampu menembak pesawat dengan ketinggian 9.450 meter. Itu adalah ketinggian pesawat KGL9268 tersebut sebelum terjatuh di Semenanjung Sinai, Mesir. Namun, ada kemungkinan di dalam pesawat telah diletakkan bom. Sebab, bagian badan pesawat menekuk keluar. Artinya, ada tekanan yang besar dari dalam pesawat.

 Di sisi lain, kemarin pesawat kedua yang membawa korban Metrojet itu sudah sampai di St Petersburg, Rusia. Sebanyak 140 jenazah dari 224 korban telah dipulangkan.

 Pesawat KGL9268 terbang dari Sharm El Sheikh, Mesir, menuju St Petersburg Sabtu lalu (31/10/2015) dengan membawa 224 orang. Sebanyak 214 orang adalah turis dari Rusia, 3 orang merupakan warga Ukraina, dan 7 orang lainnya kru pesawat. (afp/cnn/new york times/sha/c11/ami)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook