PESHAWAR (RP) - Amerika Serikat seakan ingin mengatakan kepada dunia bahwa serangan pesawat tanpa awak, drone, memang akurat. Rudal yang ditembakkan ke konvoi mobil Taliban, Jumat (1/11) waktu setempat menewaskan pucuk pimpinan kelompok militan Islam di Pakistan tersebut, Hakimullah Mehsud. Kematian Mehsud terjadi selang sehari setelah Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyatakan siap berunding dengan Taliban.
Mehsud, yang dituduh Washington terlibat serangan mematikan di pangkalan militer AS di Afghanistan, tewas di dekat Kota Miransah, Waziristan Utara. Sumber intelijen menyebutkan bahwa tiga orang lainnya dilaporkan tewas. Termasuk dua pengawalnya. Tiga rudal menghajar kendaraan mereka dan satu lagi menghantam halaman rumah Mehsud.
Sejumlah laporan media menyatakan, Mehsud sudah dimakamkan di suatu tempat yang lokasinya tidak disebutkan. Selain itu, sebuah dewan yang berkuasa di internal Taliban dilaporkan sudah mengadakan pertemuan darurat, Sabtu (2/11) untuk menunjuk pengganti Mehsud. Sebuah laporan menyatakan, Khan Said Sajna, seorang komandan regional Taliban, terpilih menggantikan Mehsud.
Hakimullah Mehsud tewas sehari sebelum pemerintah Pakistan menyatakan akan mengirim tiga delegasi untuk memulai negosiasi damai dengan Taliban. Islamabad pun mengecam keras serangan tersebut. Menteri Dalam Negeri Pakistan Chaudry Nisar kepada televisi berita lokal, Geo, menyebutkan bahwa serangan drone itu merupakan sabotase terhadap upaya negosiasi damai dengan Taliban.
‘’Pemerintah Pakistan tidak pernah berhenti mengingatkan bahwa serangan drone sangat kontra produktif, bisa merenggut nyawa warga sipil yang tidak berdosa, dan mempunyai implikasi terhadap hak asasi manusia serta kemanusiaan,’’ tegasnya melalui pernyataan resmi.
Itu bukan kali pertama Mehsud dikabarkan tewas. Pria yang memimpin Taliban sejak 2009 tersebut pernah dilaporkan tewas karena serangan drone Februari 2010. Meski dianggap mengganggu perdamaian dengan pemerintah, banyak pihak yang berpendapat bahwa kematian Mehsud akan membuka peluang lebih besar bagi faksi-faksi di Taliban yang setuju dengan rekonsiliasi.
Salah satu faksi tersebut dipimpin Khan Said Sajna, pengganti Waliur Rahman, komandan Taliban yang bersedia bernegosiasi dengan Islamabad. Rahman tewas dalam serangan drone Mei lalu.(jpnn)