PEKANBARU (RP) - Seluruh Jamaah Calon Haji (JCH) Riau sudah berada di Tanah Suci Makkah Al Mukarramah hingga Rabu (2/10).
Para jamaah berkonsentrasi melaksanakan rangkaian ibadah baik di Masjidil Haram atau pun di maktab karena cukup jauhnya jarak penginapan dengan kiblat umat muslim sedunia itu.
JCH Kloter 12 misalnua, selain melaksanakan ibadah umrah di Masjidil Haram, mereka juga melaksanakan kegiatan ziarah beberapa tempat bersejarah di Kota Makkah Al-Mukarramah.
Kontributor Riau Pos, Novrizon dari Makkah melaporkan, jamaah Kloter 12 tiba di Makkah, Senin (30/9) sekitar pukul 17.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Kloter ini mendapatkan maktab di Jarwal Nomor 410 N yang jarak dari Masjidil Haram 1 Km lebih.
Jauhnya maktab ini, dikarenakan banyak pengerjaan proyek di Masjidil Haram dan proyek sipil lainnya. Kondisi itu menjadikan jamaah yang ingin melaksanakan ibadah di Masjidil Haram harus menempuh jalan agak memutar.
JCH Kloter ini sempat istirahat sebentar di penginapan begitu tiba di Makkah. Kemudian sekitar pukul 21.OO WAS, JCH menuju Masjid Haram untuk melaksanakan Tawaf dan Sai dengan berjalan kaki, termasuk juga Amirul Haj Riau Yopi Ariyanto. Suasana lumayan padat, semua jamaah dapat melaksanakannya dengan baik.
Selanjutnya untuk ibadah salat fardhu dan sunat lainnya, jamaah sudah bisa sendiri atau berkelompok. Ada yang jalan kaki dan naik kendaraan umum maupun taxi.
Pada Selasa (1/10) sore, Romlah (75) jamaah asal Air Molek merasakan nyeri di dadanya. Setelah di periksa, akhirnya dirujuk ke Sektor 4 Makkah yang tempatnya satu gedung dengan jamaah Kloter 12. Ini dimaksudkan untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Dokter Sektor 4 maktab Jarwal mengatakan, kadar gula darah dan tekanan darah naik.
JCH Konsentrasi Ibadah di Makkah
Sementara Kepala Kanwil Kementerian Agama Riau H Tarmizi Tohor juga membenarkan seluruh JCH Riau sudan berada di Makkah.
‘’Alhamdulillah, informasi yang kita peroleh JCH Riau terus melaksanakan rangkaian ibadah haji di Makkah. Kondisi kesehatan JCH juga dalam keadaan baik dan terus dibantu oleh pendamping haji dan tenaga medis,’’ urainya.
Saat ditanyakan mengenai rangkaian ibadah haji yang dilaksanakan, ia mengatakan, JCH akan melaksanakan umrah, tawaf, berdoa di Multazam. Selain itu, JCH melaksanakan salat sunat di Makam Ibrahim, salat sunat di Hijir Ismail, Sai antara Shafa dan Marwa.
Tidak hanya itu, rangkaian ibadah lainnya yang dilaksanakan di Makkah seperti melaksanakan tahalul dan pada 8 Zulhijjah berihram dengan niat haji dan berangkat ke Arafah.
Kemudian 9 Zulhijjah setelah tergelincir matahari mulai waktu wukuf. Kemudian perjalanan ibadah haji dilanjutkan ke Muzdalifah.
‘’Kita akan terus berkoordinasi dengan petugas haji yang ada di Tanah Suci. Ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan JCH. Kita berharap tidak ada kendala dan JCH dapat melaksanakan ibadahnya dengan khusyuk,’’ imbuh Tarmizi.
Harus Siap Puasa Makan Sayur Selama Lima Hari
Para Jamaah haji harus siap berpuasa tidak makan sayur dalam lima hari. Pasalnya, pada 8 Zulhijjah hingga 13 Zulhijjah ketering yang akan diberikan oleh pihak Kementerian Agama akan meniadakan menu sayur mayur tersebut.
Hal tersebut dijelaskan Direktur Pelayanan Haji Kementerian Agama (Kemenag), Sri Ilham Lubis, Kamis (2/10) melalui portal resmi Kemenag. Ia mengatakan, peniadaan sayur mayur tersebut berkaitan dengan kepadatan lalu lintas para jamaah yang datang dan pergi.
‘’Karena saat 5 waktu darurat ini, kedatangan maupun keberangkatan jamaah haji tidak bisa dipastikan waktunya, akibat kepadatan lalu lintas,’’ ujarnya.
Ia menolak jika dikatakan tidak memperhatikan kondisi kesehatan jamaah dengan peniadaan menu sayur tersebut. Menurutnya, peniadaan ini justru akan bermanfaat untuk kesehatan jamaah.
‘’Tidak ada menu sayur bukannya kita tidak mau memberikan menu yang baik, tetapi sengaja untuk kesehatan jamaah haji dan kita ganti dengan buah,’’ ujarnya.
Pemberlakuan tersebut akan diterapkan di katering jamaah haji Indonesia di Armina (Arafah, Mina dan Muzdalifah). Katering akan dikemas dalam boks berwarna.
Boks warna biru akan diberikan pada pagi hari sekitar pukul 06.00-08.00 WAS. Makan siang dikemas dalam boks warna merah dan disajikan pukul 11.00-14.00 WAS. Sedangkan makan malam diberikan dalam boks warna hijau pukul 17.00-20.00 WAS.
‘’Setiap jamaah akan mendapat 2 botol mineral, satu macam buah setiap kali makan, dan 1 kotak jus pada setiap makan siang. Jamaah haji juga dapat 1 paket coffee shop dan mie instan selama di Mina,’’ ungkapnya.
Untuk mengantisipasi keracunan yang mungkin terjadi, ia meminta ketua kloter atau ketua rombongan agar mengecek dan mencoba makanan sebelum diberikan ke jamaah.
Ia juga menegaskan bahwa dalam boks juga telah tertera batas waktu makanan boleh disantap jamaah haji.
Namun menurutnya, akan lebih baik lagi jika dilakukan pengecekan ulang. Di setiap maktab juga telah ditempatkan 2 orang petugas untuk melakukan pengawasan katering.(mia/jpnn/rio/dac)