MYANMAR (RP) - Otoritas keamanan Myanmar gagal lagi mencegah pecahnya kekerasan sektarian yang merenggut banyak korban.
Wanita dan anak-anak terpaksa bersembunyi di hutan setelah serangan kelompok biksu di wilayah muslim di barat Myanmar menewaskan lima orang.
Sekitar 800 perusuh dari kelompok Buddha membakar rumah dan menyerang warga muslim lokal di wilayah Thandwe pada Selasa (1/10) waktu setempat.
‘’Korban tewas bertambah menjadi lima orang. Empat laki-laki dan seorang wanita,’’ ungkap seorang anggota kepolisian Rakhine yang enggan menyebutkan identitas kepada AFP. Dia menambahkan, semua orang tewas seketika karena seerangan tersebut.
Seorang korban wanita berusia 94 tahun terluka karena ditusuk. Empat orang dari kelompok Buddha terluka dalam bentrokan tersebut dan seorang lain hilang.
Polisi memerinci, 59 rumah dan sebuah masjid dibakar sejak ketegangan memanas pada Sabtu (28/9). Sekitar 250 orang tewas dan lebih dari 140 ribu jiwa kehilangan tempat tinggal dalam sejumlah kasus kekerasan antaragama di seluruh wilayah Myanmar sejak Juni 2012. Sebagian besar peristiwa itu terjadi di Rakhine.
Myint Aung, seorang pejabat muslim lokal, mengungkapkan kepada AFP, polisi telah mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa, namun gagal.
‘’Kami kecewa pemerintah tidak mampu memberikan keamanan kepada kami,’’ ujarnya. ‘’Kami hidup dalam ketakutan. Banyak di antara kami, termasuk perempuan dan anak-anak, sampai bersembunyi di hutan,’’ imbuhnya.
AFP yang berada di lokasi kejadian menyaksikan penempatan aparat keamanan dalam jumlah besar di Thandwe yang tampak tenang Rabu (2/10).
Wilayah itu merupakan tujuan wisata populer. Di situ terdapat pantai indah bernama Ngapali. Meski demikian, berdasar laporan, tidak ada orang asing yang menjadi korban dalam konflik tersebut.
Presiden Thein Shein dijadwalkan segera berkunjung ke wilayah konflik. Itu akan menjadi lawatan pertamanya ke Negara Bagian Rakhine sejak kekerasan agama pecah tahun lalu.
Presiden mengadakan rapat dengan perwakilan kelompok Buddha dan masyarakat muslim Rohingnya dalam dua hari lawatan.
Pada Selasa, Sein mengunjungi lokasi berbeda di Rakhine yang dihuni warga muslim Rohingnya. Dalam sebuah pesan dalam konferensi lintas agama dan kepercayaan kemarin, presiden yang dikenal moderat dan reformis setelah berakhirnya kekuasaan junta militer di Myanmar itu menyatakan, hasutan membuat kejahatan kecil menjadi konflik besar antara dua kelompok masyarakat yang berbeda keyakinan tersebut.(cak/c16/dos/jpnn/fia)