RACUN JARARACUSSU BERPOTENSI LAWAN VIRUS CORONA

Kandidat Obat Covid-19 dari Bisa Ular Ditemukan di Brasil

Internasional | Jumat, 03 September 2021 - 14:10 WIB

Kandidat Obat Covid-19 dari Bisa Ular Ditemukan di Brasil
Ular jararacussu memiliki bisa yang beracun dan dalam penelitian di Brasil punya potensi melawan virus corona. (MAURICIO LIMA/AFP)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sampai saat ini belum ada obat pasti untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Obat yang digunakan adalah untuk terapi. Kabar baiknya, para peneliti di Brasil menemukan kandidat obat Covid-19 dan uniknya berasal dari bisa ular.

Peneliti menemukan bahwa bahan kimia yang ada dalam racun spesies ular tertentu mengurangi replikasi virus corona dalam sel monyet. Klaim tersebut berpotensi membuka jalan munculnya obat untuk memerangi virus Covid-19.


Profesor di Institut Kimia Unesp dan koordinator penelitian Eduardo Maffud, mengatakan pada DW bahwa peneliti Universitas Negeri Sao Paulo (UNESP) telah menemukan senyawa dalam racun ular jararacussu yang memiliki karakteristik antibakteri. Oleh karena itu, mereka memilih untuk menguji beberapa peptida ini untuk menentukan apakah mampu mempengaruhi SARS-CoV-2.

Para peneliti mengatakan kepada Reuters dilansir Science Times, bahan kimia yang dihasilkan oleh ular jenis beludak jararacussu mengurangi kapasitas virus untuk bereplikasi dalam sel monyet hingga 75 persen. Profesor dan penulis studi dari Universitas Sao Paulo, Rafael Guido, mengatakan mereka dapat membuktikan bahwa komponen racun ular dapat memblokir protein virus.

Molekulnya adalah peptida, atau rantai asam amino, yang dapat menempel pada enzim virus corona yang disebut PLPro, yang penting untuk multiplikasi virus tanpa merusak sel lain. Guido mengatakan peptida, yang sudah dikenal karena sifat antibakterinya, dapat disintesis di laboratorium sehingga tak harus selalu menangkap ular lainnya.

UNESP, yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada Straits Times bahwa para peneliti selanjutnya akan memeriksa kemanjuran dosis molekul yang berbeda dan mencegah virus memasuki sel sejak awal. Mereka bermaksud untuk menguji bahan kimia dalam sel manusia, namun belum ditentukan jadwalnya.

Para peneliti menerbitkan penelitian berjudul "Non-Toxic Dimeric Peptides Derived from the Bothropstoxin-I Are Potent SARS-CoV-2 and Papain-like Protease Inhibitors" dalam edisi digital jurnal ilmiah internasional Molecules.

Sementara itu, seorang herpetologis biologis Institut Butantan di Sao Paulo, Giuseppe Puorto, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa orang-orang kini mulai berburu ular jararacussu di seluruh Brasil sehingga percaya bahwa spesies ini akan menyelamatkan bumi dari wabah. Dia menekankan bahwa virus corona tidak akan disembuhkan hanya dengan racunnya.

Jararacussu adalah salah satu ular yang hidup di Brasil, dengan panjang bisa mencapai 2 meter. Jenis ini juga dapat ditemukan di Hutan Atlantik pesisir Argentina, Bolivia, dan Paraguay.

Market Research Telecast mengatakan ular jenis ini dianggap sebagai salah satu ular paling berbisa di Amerika Selatan. Ular ini secara eksklusif ditemukan di hutan Provinsi Misiones Argentina dan dianggap sebagai spesies yang terancam punah. Ular jenis ini memiliki kemampuan untuk menyuntikkan racun dalam jumlah besar dalam satu gigitan.

Para peneliti saat ini bekerja untuk menetapkan jumlah bahan kimia terbaik untuk mengembangkan obat penangkal virus corona, yang akan diuji di laboratorium dan pada hewan untuk menentukan kemanjurannya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook