DIANGGAP NOVEL SIHIR

Pendeta Polandia Bakar Buku Harry Potter

Internasional | Rabu, 03 April 2019 - 11:59 WIB

Pendeta Polandia Bakar Buku Harry Potter
BAKAR: Dianggap mengajarkan ilmu sihir, para pendeta di Polandia bakar buku Harry Potter. (INTERNET)

WARSAWA (RIAUPOS.CO) -- Para pendeta Katolik di Polandia membakar buku-buku yang mereka anggap tidak baik termasuk buku seri Harry Potter. Menurut mereka, novel Harry Potter mengajarkan ilmu sihir yang tidak patut dicontoh.

Sebuah kelompok evangelis menerbitkan foto-foto pembakaran yang terjadi di Kota Gdansk, di Facebook. Unggahan di Facebook itu dibarengi dengan kutipan dari alkitab yang mengutuk sihir. “Kami mematuhi Firman,” kata posting-an itu (dalam bahasa Polandia). “Bakar gambar dewa-dewa mereka. Jangan menginginkan perak atau emas yang ada pada mereka dan mengambilnya untuk diri sendiri, atau Anda akan terjebak olehnya. Itu menjijikkan bagi Tuhan Anda, Allah.”

Baca Juga :Laga Sempat Ditunda Akibat Cuaca Buruk, Jepang Atasi Polandia

Beberapa orang Kristen menentang sentralitas sihir dalam dongeng, ketika Harry Potter bertempur melawan kejahatan, yang terkandung dalam penyihir gelap Lord Voldemort (Shutterstock).

Buku Harry Potter karya JK Rowling dianggap sebagai karya fiksi paling populer dalam sejarah penerbitan. Dilansir dari BBC, lebih dari 500 juta kopi telah terjual di seluruh dunia.

Beberapa orang Kristen menentang sentralitas sihir dalam dongeng, ketika Harry Potter bertempur melawan kejahatan, yang terkandung dalam penyihir gelap Lord Voldemort.

Pemerintah konservatif Polandia menganut nilai-nilai tradisional Katolik dan Gereja memiliki pengaruh besar dalam masyarakat Polandia.

Tetapi bulan lalu Gereja merilis sebuah laporan yang mendokumentasikan pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh hampir 400 pendeta Polandia antara tahun 1990 dan 2018.

Seorang kritikus mengatakan, “Saya belum bertemu siapa pun yang akan memperkosa, membunuh, dan mencuri atas nama Harry Potter. Namun atas nama Alkitab, ya. Berita buruk, Tuan-tuan!”(jpc/fed)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook