JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Virus corona belum selesai, kini Cina juga dilanda virus flu burung. Sebanyak 8 ribu ayam di provinsi Hunan, Cina,mati mendadak akibat virus H5N1 itu. Menanggapi hal itu, Kementerian Kesehatan ikut waspada.
Meski begitu Indonesia sudah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menghadapi penyebaran wabah flu burung pada 2009, 2010, hingga 2013. Maka segala kesiapan rumah sakit yang ada juga sudah dikhususkan sesuai prosedur seperti ruang isolasi maupun alat ventilator jika pasien gagal napas.
“Kami mengikuti H5N1 yang ada di Cina. Bukan hanya mengikuti kasus tapi mengikuti perkembangan yang berkaitan dengan flu hurung. meski ini bukan ranah Kemenkes soal unggas semua yang mati, kami tetap mengantisipasi,” tegas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/2).
Menurutnya, pada prinsipnya sama karena itu adalah virus seperti flu babi atau H1N1 dan MERSCOV, kewaspadaan tetap dilakukan serta pemahaman mengenai kesehatan diri perlu ditingkatkan. Pihaknya akan membuat edaran lanjutan.
“Kami sudah kontak dengan Kementerian Pertanian untuk selalu meningkatkan kewaspadaan di sektor peternakan,” jelasnya.
Meski begitu virus flu burung yang terjadi sampai saat ini masih terjadi pada hewan bukan menular ke manusia. Akan tetapiCina sudah menyerukan kematian unggas mendadak itu sebagai kewaspadaan awal.
Pemerintah Cina mengumumkan negara itu juga waspada penyebaran wabah virus flu burung atau atau H5N1. Kewaspadaan meningkat setelah 8 ribu ayam mati mendadak di Provinsi Hunan Selatan, Cina.
Dilansir dari VOA News, Minggu (2/2), Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina pada Sabtu (1/2) mengumumkan wabah flu burung H5N1 yang sangat patogen terjadi di sebuah peternakan di provinsi Hunan selatan. Virus itu kembali muncul setelah sempat pernah meluas di tahun 2005-2010. Virus itu ditemukan di sebuah peternakan. Dan hampir 8 ribu ayam atau lebih dari setengahnya telah mati mendadak karena wabah itu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Deslina