BEIRUT (RIAUPOS.CO) – Dua bulan sudah Suriah mengalami serangan udara dan gempuran gencar pasukan Rusia yang berdalih mengukuhkan rezim Presiden Bashar al-Assad. Akibatnya, lebih 1.500 nyawa melayang di Suriah, sepertiganya adalahwarga sipil

 Kelompok pemerhati HAM Suriah yang bermarkas di London, seperti dilansir news.vice.com mengatakan, serangan yang berlangsung sejak 30 September lalu itu telah membunuh 419 anggota ISIS dan juga 598 militan Barisan Al-Nusra serta kelompok penentang Bashar yang lain.

Namun yang lebih menyedihkan, muntahan peluru maut dari mesin pembunuh Rusia itu ikut mengorbankan485 orang warga sipil, termasuk di antaranya 117 anak-anak dan 47 wanita.

Rusia memang sejak lama mendukung Bashar dan berusaha mempertahankan rezim itu sejak pertikaian bersenjata melanda Suriah pada Maret 2011.

Menurut rawstory.com, negara komunis itu meningkatkan sokongannya itu dengan melancarkan serangan udara yang berdalih menyasar kelompok ISIS.

Kendati demikian, kelompok penentang Bashar menuduh Moscow juga menyasarkan serangannya kepada militan non-radikal yang disokong Barat.

Lebih 250,000 orang terbunuh di Suriah sejak perang saudara meletus di negara itu pada Maret 2011.(zar)