TOKYO (RIAUPOS.CO) - Dalam kurun dua bulan terakhir, delapan ’’perahu hantu’’ terdampar di Laut Jepang. Tidak ada manusia di atas perahu-perahu kayu tersebut. Yang ada hanyalah mayat yang sudah membusuk. Bahkan, ada sebagian mayat yang tulang belulangnya mulai terlihat.
’’Dua mayat tidak berkepala,’’ kata seorang penjaga pantai Jepang dalam wawancara dengan CNN Selasa (1/12/2015). Di salah satu perahu yang dia temukan beberapa waktu lalu, seluruh mayat menjadi kerangka. Ketika itu perahu kayu tersebut mengangkut enam mayat. Menurut penjaga pantai itu, perahu pertama ditemukan pada Oktober. Tujuh perahu lain ditemukan pada akhir November.
Sampai sekarang, penjaga pantai Jepang belum mengetahui asal perahu-perahu tersebut. Namun, diduga mayat-mayat itu adalah nelayan asal Korea Utara (Korut). Salah satu petunjuknya didapat dari huruf Korea yang tertera pada salah satu badan perahu. Yakni, perahu kayu yang berisi 10 mayat. ’’Perahu itu kami temukan di pesisir Kota Wajima pada 20 November,’’ ujar penjaga pantai.
Menurut penjaga pantai yang merahasiakan identitasnya tersebut, huruf Korea pada perahu kayu di Wajima itu berbunyi Tentara Rakyat Korea (KPA). Masyarakat internasional mengenal KPA sebagai angkatan bersenjata Korut. Stasiun televisi NHK juga sempat menunjukkan gambar bendera kebangsaan Korut pada sobekan baju yang ditemukan di salah satu perahu.
’’Tidak diragukan lagi, perahu-perahu ini datang dari Korut,’’ tutur John Nilsson-Wright, direktur Program Asia pada Institut Kebijakan Chatham House. Dia memastikan bahwa huruf Korea pada perahu tersebut merupakan abjad Hangul. Melihat kondisi fisik perahu yang primitif dan kuno, dia makin yakin perahu-perahu itu datang dari Korut.
Di tempat terpisah, Yoshihiko Yamada, pakar maritim Jepang, menuturkan bahwa perahu-perahu tersebut mirip dengan armada para pembelot Korut. Bisa jadi, para pembelot itu sengaja menempuh rute yang lebih berbahaya di Laut Jepang karena perbatasan Tiongkok dijaga lebih ketat. Jika NHK menyebut perahu-perahu tersebut merupakan milik nelayan, Wright dan Yamada yakin perahu-perahu itu berisi pembelot. (cnn/afp/hep/c14/ami)