1.383 JCH Tersesat

Internasional | Rabu, 02 Oktober 2013 - 09:11 WIB

JAKARTA (RP) - Pemugaran Masjidil Haram akhirnya memicu persoalan lain, yakni banyaknya jumlah jamaah tersesat.

Data terakhir dari Pemerintah Arab Saudi menyebutkan hingga penghujung September ada 1.383 jamaah yang tersesat dari seluruh penjuru dunia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jumlah kasus jamaah tersesat itu juga dialami oleh jamaah asal Indonesia. Hingga 29 September lalu, tercatat 77 jamaah asal Indonesia yang tersesat.

Kasus ini berpotensi semakin banyak karena jumlah petugasnya tidak bertambah sedangkan jamaah Indonesia di Makkah terus berdatangan.

Kasus yang paling ekstrim adalah jamaah Indonesia tersesat dari Makkah hingga ke Jeddah (sekitar 74 Km). Jamaah yang bernama Selamat bin Rana Wijaya (69) itu tersesat dari Makkah hingga Jeddah karena tidak bisa berkomunikasi dengan supir taksi. Dia mengaku tersesat karena kehilangan jejak menantunya.

Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Husban Abady Mallang menuturkan setiap hari selalu muncul laporan kasus jamaah tersesat. Dia lantas membagi tips kepada jamaah supaya tidak mengalami kasus tersesat atau terpisah dari rombongannya.

Di antaranya, ketua rombongan (karom) harus membuat perjanjian tempat berkumpul misalnya di jam besar.

‘’Karom harus bisa membuat instruksi misalnya, jangan tinggalkan titik kumpul sebelum seluruh jamaah haji rombongan hadir semuanya,’’ katanya. Peran karom untuk menjaga jamaah rombongannya sangat penting.

Tips lainnya adalah, ketika masuk Masjidil Haram, jamaah diimbau untuk mengingat nama dan nomor pintu masuk. Cara berikutnya adalah jamaah diimbau tidak malu bertanya kepada petugas.

Baik itu petugas dari Indonesia maupun kepolisian Arab Saudi.

Husban mengatakan ada banyak jamaah Indonesia yang terkesan sok tahu medan, tetapi aslinya bingung. ‘’Akibatnya tersesat,’’ jelasnya.

Jamaah anggota rombongan juga diimbau tidak berkhianat atau mengingkari janjian. Jamaah juga diimbau tidak ikut mencari jamaah yang hilang atau tersesat. Sebab bisa menambah banyak kasus jamaah tersesat.

‘’Kan repot jika yang mencari jamaah tersesat adalah jamaah haji lain yang tidak tahu jalanan. Pasti ikut tersesat juga,’’ papar petugas asal Makassar itu. Cara paling aman adalah langsung lapor ke petugas.

Jika sudah terlanjur tersesat, dia meminta jamaah tidak jalan terus. Sebab bisa semakin tersesat. Cara paling aman adalah duduk di titik-titik yang sering dilintasi jamaah.

JCH Riau Bersiap Puncak Haji

JCH Riau masih memanfaatkan waktu untuk memperbanyak salat berjamaah di Masjidil Haram. Selain melaksanakan salat wajib juga melakukan ziarah di beberapa tempat bersejarah.

Wartawan Riau Pos, Evi Suryati yang tergabung dengan Kloter 9 melaporkan, saat ini jamaah memanfaatkan waktu dengan memperbanyak salat berjamaah di Masjidil Haram.

Selain itu juga menyelesaikan ibadah umrah, menjelang keberangkatan ke Padang Arafah untuk pelaksanaan wukuf. Berdasarkan jadwal, JCH menuju Arafah 13 Oktober 2013.

JCH selain salat berjamaah di Masjidil Haram, jamaah juga akan berziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti, Gua Hira, Gua Tsur, tempat kelahiran nabi dan ke Jabal Rahmah.

Berkaitan kondisi kesehatan jamaah secara umum baik, walau ada di antara jamaah diserang batuk pilek. Namun tenaga medis secara rutin terus memeriksa kesehatan jamaah dan mengingatkan untuk tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram terutama bagi jamaah yang kondisi kesehatannya kurang fit.

Karena saat wukuf nanti banyak kegiatan yang dilaksanakan yang memerlukan fisik prima. Apalagi bagi jamaah Kloter 9, jarak maktab ke Masjidil Haram cukup jauh lebih kurang 3 Km.

Sementara pada saat wukuf nanti ibadah wajib yang harus dilakukan dengan kondisi yang prima.

Kemenag Riau Terus Pantau Kondisi JCH

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Riau terus melakukan pantauan kondisi JCH di Tanah Suci Makkah. Hal ini dilakukan dengan melakukan koordinasi kepada ketua kloter atau TPHD.

Demikian dikatakan Kakanwil Kemenag Riau, Drs H Tarmizi Tohor MA, Selasa (1/10). Menurut dia, kondisi kesehatan JCH dalam keadaan baik.

Hanya saja, kondisi cuaca masih tergolong ekstrim. Jadi, JCH Riau diminta untuk menjaga kondisi kesehatan agar dapat melaksanakan ibadah haji secara maksimal.

‘’Kemarin (Senin, red) ada JCH yang sakit. Tapi dari informasi terakhir yang kita peroleh, JCH tersebut sudah sehat dan dapat kembali melaksanakan ibadah haji,’’ urainya.

Dikatakannya, dari hasil laporan yang diterima seluruh JCH Riau sudah berada di Makkah. Para tamu Allah tersebut saat ini sedang melaksanakan ibadah umrah dan beberapa ibadah lainnya menjelang puncak haji.

‘’Nanti JCH akan berkumpul di Padang Arafah untuk wukuf tanggal sembilan Zulhijjah. Kemudian dilanjutkan dengan ibadah-ibadah haji lainnya,’’ urai Tarmizi.

Dia menambahkan, keberangkatan haji tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di mana, ditahun 2013 tidak ada JCH Riau yang masuk gelombang kedua keberangkatan. Artinya keberangkatan, kepulangan dan pelaksanaan rangkaian ibadah haji dapat berjalan beriringan sesuai kloter keberangkatan.

‘’Rangkaian ibadah haji masih berjalan. Mudah-mudahan JCH Riau dapat melaksanakan ibadahnya dengan maksimal dan kembali ke tanah air dalam kondisi yang sehat dan menjadi haji yang mabrur,’’ imbuh Tarmizi.

Saat ditanyakan mengenai jumlah JCH yang meninggal di Tanah Suci, dia mengatakan pihaknya terus menginventarisir kondisi JCH. Namun, sampai hari ini laporan yang diterima Kemenag Riau, baru ada dua orang JCH Riau yang meninggal dunia.

Tercatat sudah dua orang JCH Riau meninggal dunia di tanah suci. Satu orang jamaah asal Kabupaten Inhu dan satu lagi JCH Kabupaten Siak.

Dia juga mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya JCH Riau di tanah suci. Ia meminta keluarga yang ditinggal diharapkan bersabar atas cobaan tersebut.

‘’Itu sudah jalannya. Jadi keluarga yang ditinggalkan diharapkan bersabar. Mari sama-sama kita mendokannya, karena JCH tersebut meninggal dalam melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci,’’ ungkapnya.(wan/agm/jpnn/rio/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook