Moammar Khadafi Dibunuh Agen Prancis

Internasional | Selasa, 02 Oktober 2012 - 08:45 WIB

ROMA (RP) - Informasi seputar kematian mantan pemimpin Libya Moammar Khadafi masih menarik untuk diperbincangkan.

Sebuah media di Italia baru-baru ini menuliskan bahwa Khadafi tewas oleh agen Prancis, bukan oleh orang Libya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Diberitakan Al-Arabiya, Senin (1/10), berita ini disampaikan oleh koran Italia, Corriere della Serra, yang mengutip informasi dari seorang diplomat di Tripoli, Libya. Dia mengatakan, pembunuh Khadafi kemungkinan adalah agen Prancis.

Menurut sumber, agen Prancis tersebut berhasil menyusup di antara massa pemberontak yang mencari persembunyian Khadafi di Kota Sirte, Oktober tahun lalu.

Hal ini juga disampaikan oleh mantan Perdana Menteri Libya, Mahmoud Jibril, kepada stasiun televisi Mesir.

‘’Agen asing bergabung bersama brigade revolusi dan membunuh Khadafi,’’ kata Jibril.

Sebelumnya, diketahui bahwa penemu Khadafi yang saat itu tengah bersembunyi di selokan adalah seorang pemuda 22 tahun bernama Ben Omran Shaaban. Hampir setahun pasca peristiwa itu, Shaaban diculik dan dibunuh oleh loyalis Khadafi.

Corriere della Serra menuliskan, agen tersebut mendapat perintah langsung dari presiden Prancis kala itu, Nicolas Sarkozy, untuk membunuh Khadafi. Diduga, Sarkozy khawatir hubungannya dengan Khadafi bocor jika diktator itu tertangkap hidup-hidup.

Sarkozy dan Khadafi terkenal kawan dekat. Pemimpin Libya selama lebih dari 40 tahun ini bahkan dilaporkan menghibahkan dana jutaan dolar untuk mensukseskan pemilihan Sarkozy sebagai pemimpin Prancis pada 2007 silam.

‘’Sejak awal dukungan NATO pada revolusi Libya yang didukung penuh oleh pemerintah Sarkozy, Khadafi mengancam akan membeberkan hubungannya dengan mantan presiden Prancis tersebut, termasuk jutaan dolar yang dia berikan pada pemilihan presiden tahun 2007,’’ tulis Corriere della Serra.

Belum dapat dipastikan kebenaran informasi ini. Namun jika terbukti, maka akan menjadi pukulan bagi Prancis, Inggris dan AS yang berdalih menyelamatkan warga sipil ketika mengirimkan pasukan jet mereka untuk membombardir Libya.(umi/viv/int/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook