Pemerintah Intensifkan Evakuasi WNI

Internasional | Senin, 02 September 2013 - 12:26 WIB

JAKARTA (RP) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih terus berupaya untuk memulangkan warga negara Indonesia di Suriah. Seluruh KBRI terdekat disiagakan untuk pemulangan 344 WNI yang masih tersisa disana. Sebelumnya, proses evakuasi juga telah dilakukan saat konflik mulai pecah tahun 2012 lalu.

‘’Proses evakuasi masih terus kita lakukan. Sejak Mei 2012 hingga 2013 sudah sekitar 8.000 orang yang telah kita evakuasi dari sana,’’ kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu, Tatang B Razak saat dihubungi, Ahad (1/9).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Ia menjelaskan, saat ini KBRI Damaskus terus bekerja sama dengan KBRI Beirut dan KBRI Angkara untuk memulangkan para WNI yang masih tersisa. Hal tersebut dikarenakan, sudah tidak ada lagi penerbangan langsung dari Suriah ke Indonesia semenjak konflik terjadi. Sehingga, para WNI harus dievakuasi melalui jalur darat ke KBRI-KBRI terdekat sebelum diterbangkan pulang ke Tanah Air. Saat ini tercatat sebanyak 144 orang WNI yang berada di KBRI Damaskus (Suriah), 156 orang di KBRI Beirut (Lebanon), dan 44 orang di KBRI Angkara (Turki).

‘’Mereka harus kita pindahkan terlebih dahulu ke Lebanon dan Turki, baru selanjutnya kita terbangkan ke Indonesia,’’ tutur Tatang. Dan, lanjutnya, petugas KBRI Beirut dan Angkara terus bersiap penuh untuk menjemput mereka di perbatasan.

Evakuasi terakhir yang dilakukan dari Beirut yakni sebanyak 15 orang pada 23 Agustus lalu. Yang kemudian disusul dengan satu orang pada tanggal 30 Agustus. Tercatat dari Januari hingga Agustus 2013 sebanyak 3.101 WNI yang telah dipulangkan dari KBRI Beirut. Kebanyak dari mereka adalah tenaga kerja perempuan. ‘’Semua sedang diurus oleh KBRI, mulai dari dokumen dan lain-lainnya. Mereka sekarang hanya tinggal menunggu penerbangan untuk kembali ke Indonesia,’’ ujar Tatang.

Pemulangan kali ini terus diintensifkan menyusul pernyataan negara-negara Barat yang bermaksut menyerang Suriah. Ide serangan tersebut muncul setelah diduga rezim pemerintah menggunakan senjata kimia untuk melawan para pemberontak. Diketahui pula, beberapa kapal perang Rusia yang merupakan sekutu Suriah telah tiba di perairan Suriah. Pihak Suriah juga terlihat sangat siap jika perperangan harus terjadi melalui pernyataan-pernyataan yang dilontarkan para petinggi negara tersebut.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook