BELARUSIA (RP) - Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, memecat komandan angkatan udara dan komandan pasukan perbatasannya. Pasalnya, dua jenderal ini dianggap lalai sehingga terjadi peristiwa penerjunan ratusan boneka beruang.
Masalahnya, boneka-boneka itu dibubuhi tulisan seruan kemerdekaan dan tuntutan kebebasan berbicara. Namun, berita pemecatan Komandan Komite Perbatasan, Mayor Jenderal Igor Rachkovsky ,dan Komandan Angkatan Udara, Mayor Jenderal Dmitry Pakhmelkin, baru diberitakan media pemerintah Belarusia pekan lalu.
Presiden Lukashenko menilai kedua pejabat tinggi militer itu lalai dalam tugasnya sehingga terjadi sebuah insiden pada 4 Juli lalu. Dimana sebuah perusahaan kehumasan Swedia, Studio Total, menyewa sebuah pesawat ringan kemudian menyelinap masuk ke perbatasan Belarusia.
Menurut BBC, Rabu (1/8), setelah berhasil melewati perbatasan, pesawat kecil itu kemudian menerjunkan ratusan boneka beruang yang dilengkapi tulisan seruan kemerdekaan dan tuntutan kebebasan berbicara. Boneka-boneka beruang itu diterjunkan menggunakan parasut di dekat kota Ivenets dan di pinggiran ibukota Minks.
Pesawat ringan ini memasuki perbatasan Belarusia dari tetangganya sesama negara bekas Uni Soviet, Lithuania. Akibat insiden ini, Presiden Lukashenko dikabarkan sangat murka. Bahkan dalam pertemuan dengan para komandan militer, Lukashenko mempertanyakan minimnya tindakan angkatan udara.
"Mengapa para komandan tidak memerintahkan untuk mencegat pesawat," ujar Lukashenko.
Para pengamat di Belarusia mengatakan kemarahan Lukashenko juga diarahkan kepada Rusia yang membantu negara itu membangun sistem pertahanan udaranya. Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi pada 1987 lalu ketika seorang pemuda Jerman, Matthias Rust, berhasil terbang menghindari radar Uni Soviet dan mendaratkan pesawat ringannya di Lapangan Merah, Moskow.
Alexander Lukashenko dikenal memerintah negaranya dengan tangan besi dan selalu memperlakukan lawan politiknya dengan keras.
Terpilihnya kembali Lukashenko sebagai Presiden Belarusia pada 2010 diduga banyak diwarnai kecurangan.(esy/jpnn)