KAIRO (RP)- Mahkamah Agung (MA) Mesir atau SCC (Al-Mahkamah al-Dusturiyah al-Ulya) melantik Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir, Sabtu (30/6). Selesai prosesi pelantikan di gedung MA yang terletak di tepi Sungai Nil, kawasan Maadi, pinggiran Kairo, pemimpin 60 tahun itu menuju kampus Cairo University untuk menyampaikan pidato pertamanya sebagai presiden.
‘’Saya bersumpah demi nama Allah yang Maha Kuasa untuk dengan tulus mengemban tanggung jawab menjaga ketertiban di republik ini, serta menghormati konstitusi dan hukum yang berlaku, dan lebih mengutamakan kepentingan rakyat,’’ ujar Mursi dalam sumpahnya. Mantan dosen yang mengenakan jas dan dasi burgundy itu juga berjanji dalam pidato singkat setelah pengambilan sumpah bahwa dirinya akan menciptakan pemerintahan modern yang beradab dan konstitusional.
Barat menyambut gembira pelantikan presiden sipil kali pertama di Negeri Piramida tersebut, tak terkecuali Dana Moneter Internasional (IMF). Jumat lalu (29/6), Managing Director IMF Christine Lagarde telah menelepon Mursi untuk memberikan ucapan selamat sekaligus meneguhkan dukungan dan menyampaikan komitmen bantuan lembaga yang dipimpinnya pada Mesir.
‘’Managing director menegaskan bahwa IMF selalu siap memberikan dukungan terhadap Mesir dan bersedia bekerja sama dengan pemerintahan baru sesegera mungkin,’’ tutur jubir Lagarde saat membacakan pernyataan tertulis mantan menteri keuangan (menkeu) Prancis berusia 56 tahun itu Sabtu (30/6). Lagarde juga menyatakan siap bicara lebih lanjut dengan Mursi terkait upaya memacu pertumbuhan perekonomian dan pembangunan Mesir.
Dalam kesempatan itu, Lagarde juga menyambut baik pelantikan presiden pertama Mesir pasca-Hosni Mubarak tersebut. ‘’(Hasil pilpres) ini adalah salah satu terobosan penting dalam transisi Mesir (menuju negara demokrasi),’’ lanjut Lagarde. Dia berharap Mursi yang menjadi presiden pertama dari kubu Islam itu bisa menggairahkan ekonomi Mesir.
Sejak pembicaraan lewat telepon hingga kemarin, Mursi dan Lagarde memang belum bertatap muka langsung. Rencananya, IMF akan mengutus perwakilannya ke Mesir untuk membahas lebih lanjut tentang pinjaman senilai 3,2 miliar dolar AS (sekitar Rp30 triliun). ‘’Kelanjutan dialog itu sangat bergantung pada pemerintah baru yang terbentuk,’’ kata jubir Lagarde.
Saat ini, jelas jubir yang tidak disebutkan namanya itu, kondisi perekonomian Mesir sedang tidak stabil.(AP/AFP/RTR/hep/dwi)