Pandemi di India tak terkendali. Penduduk mulai frustrasi. Namun, di tengah ketidakpastian situasi, ada orang-orang yang tanpa pamrih terjun langsung membantu warga tanpa mengharapkan imbal materi.
(RIAUPOS.CO) - MARIA Mehra sulit bernapas. Kadar oksigen dalam darah pasien Covid-19 asal Mumbai itu sudah mencapai 76 persen. Dia harus segera dirawat di rumah sakit. Sayangnya, hampir semua rumah sakit penuh akhir pekan lalu. Keluarganya menelepon dan mendatangi banyak rumah sakit untuk menanyakan ketersediaan kamar dan tabung oksigen. Namun, hasilnya nihil.
Pihak keluarga akhirnya diberi tahu tentang sosok Shahnawaz Sheikh. Pria yang dijuluki Oxygen Man of Mumbai itu menyediakan oksigen gratis, terutama bagi mereka yang dirawat di rumah. Menjelang tengah malam, tabung oksigen dari Sheikh datang dan memperpanjang nyawa Mehra sebelum mendapatkan kamar di rumah sakit.
’’Shahnawaz (Sheikh, red) adalah segalanya bagi kami. Dia menyelamatkan nyawa kakak ipar saya,’’ kata Jackson Quadras, adik ipar Mehra, seperti dikutip Al Jazeera.
Bagi penduduk Mumbai dan sekitarnya, Sheikh adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Pria 32 tahun itu sudah setahun ini menjalankan aksi sosial membantu ketersediaan oksigen bagi pasien Covid-19 yang menderita hipoksemia. Yakni, gejala ketika level oksigen dalam darah terlalu rendah.
Sheikh menceritakan, kisahnya bermula pada Mei tahun lalu. Ketika itu istri salah seorang kenalan Sheikh meninggal di atas becak motor karena kekurangan oksigen. Dia adalah pasien Covid-19 yang tak bisa mendapatkan kamar di RS karena penuh. ’’Insiden itu menggerakkan saya. Saya memutuskan untuk menyediakan oksigen bagi pasien yang sakit parah hingga mereka bisa mendapat perawatan di rumah sakit,’’ jelasnya.
Sheikh menguras tabungannya dan membeli 30 tabung oksigen. Namun, ternyata itu tidak cukup. Sebulan setelahnya, dia menjual mobil Ford Endeavour, SUV miliknya seharga Rp429,5 juta. Uang hasil penjualan mobil itu dia belikan 170 tabung oksigen tambahan.
Donor berdatangan untuk menyumbang pengadaan oksigen. Dengan 200 tabung tersebut, Sheikh dan timnya dari Unity and Dignity Foundation menyelamatkan sebanyak-banyaknya nyawa. Sepanjang tahun lalu, dia bisa menyediakan hingga 6.000 tabung oksigen untuk pasien. Tahun ini baru 600-an orang yang terbantu. Beberapa RS juga menghubunginya.
’’Saya berusaha mengakomodasi semuanya, tapi prioritas saya adalah mereka yang menjalani karantina di rumah,’’ tegasnya seperti dikutip Deccan Herald.
Bukan hanya yang sakit yang perlu bantuan. Mereka yang meninggal juga butuh. Beberapa orang memilih tak membawa keluarganya yang meninggal di RS karena takut tertular. Ada juga yang tak mau membawa ke krematorium.
Di Kota Bhopal, Madhya Pradesh, Danish Siddiqui dan Saddam Quraishi terjun membantu. Mereka ikut mengkremasi setidaknya 60 warga Hindu yang meninggal akibat Covid-19. Siddiqui dan Quraishi sama-sama muslim.
Siddiqui bekerja sama dengan departemen penanganan Covid-19 lokal dan saat ini diberi tanggung jawab untuk memegang satu ambulans khusus pasien. Pria 38 tahun itu ingin menolong karena banyaknya keluarga almarhum yang menolak melakukan ritual terakhir.
Bagi dia, setiap orang berhak mendapatkan pemakaman maupun kremasi yang layak sebagai ucapan selamat tinggal. ’’Saya ingin mengabdi pada kemanusiaan karena percaya kemanusiaan itu lebih besar daripada agama,’’ tuturnya.(sha/c14/bay/das)
Laporan JPG, Delhi