TEHERAN (RP)- Meskipun mendapat tekanan dari berbagai pihak, Suriah tak kehilangan dukungan. Iran dilaporkan terus membantu rezim Presiden Bashar al-Assad.
Di tengah sanksi cekal ekspor minyaknya yang diberlakukan Barat saat ini, Suriah mendapat bantuan dari Iran untuk mengapalkan komoditas utamanya tersebut ke negara tujuan, yakni Cina.
Akal-akalan Iran dan Suriah itu terungkap dari penuturan sumber yang pernah diajak terlibat dalam aksi tersebut. Namun, sumber yang tak disebutkan namanya itu menolak bekerja sama.
‘’Suriah berusaha menjual minyaknya secara langsung ke Cina, tetapi mereka tak punya armada untuk pengiriman,’’ kata sumber tersebut kemarin (31/3).
Dia mengungkapkan, perusahaan Cina yang terlibat transaksi minyak dengan Sytrol, BUMN minyak Suriah, itu adalah Zhuhai Zhenrong Corp. Perusahaan yang dikelola pemerintah Cina itu terkena sanksi Amerika Serikat (AS) sejak Januari lalu. Sebab, perusahaan itu merupakan pemasok utama produk olahan minyak bumi ke Iran.
Sumber itu mengatakan bahwa sebelum minta bantuan Iran, Syria sempat mengontak Venezuela. Tetapi, negara di Amerika Selatan itu kesulitan menyediakan kapal kargo untuk mengirimkan minyak Syria ke Cina. Akhirnya, Iran meminjamkan tanker M.T.
Tour untuk mengangkut 132.277 ton light crude oil milik Syria. Kapal berbendera Malta itu meninggalkan Pelabuhan Tartus, Syria, akhir pekan lalu.
Dari pelacakan satelit, kapal milik ISIM Tour Limited itu terakhir kali terlihat di Port Said, Mesir. “Kiriman itu akan tiba Rabu nanti (4/4),” kata sumber tersebut.
Sejauh ini, kapal kargo yang mengangkut minyak Syria itu belum jelas akan berlabuh dimana. Sumber itu menyebut, kapal milik Iran tersebut mungkin akan bersandar di Singapura.
Transaksi ilegal tersebut, kabarnya, akan membuat rezim Assad menerima pendapatan USD 80 juta atau sekitar Rp 731 miliar.
Dengan demikian, dia bakal bisa mendanai pertempurannya melawan oposisi meskipun terkena sanksi dan embargo Barat.(RTR/hep/dwi)