AKHIRNYA BATAL DICEKAL

Inggris Berdebat Sengit Tentukan Nasib Donald Trump

Internasional | Rabu, 20 Januari 2016 - 01:02 WIB

Inggris Berdebat Sengit Tentukan Nasib Donald Trump
Bakal Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

LONDON (RIAUPOS.CO) –-Gara-gara lontaran kata-katanya, Donald Trump sempat terancam tak boleh masuk Negeri Ratu Elizabeth II. Nasib salah satu bakal calon Presiden Amerika Serikat itu sempat dibahas di majelis rendah Inggis Senin (18/1/2016). Agendanya, petisi yang diusung hampir 600.000 warga terkait bakal calon dari Partai Republik itu.

Dalam petisi mereka, ratusan penduduk Inggris mengusulkan kepada pemerintah untuk melarang Trump masuk negerinya. Sebab, komentar-komentarnya tentang Islam maupun berbagai hal sensitif lainnya telah membuat mereka muak. Lagi pula, taipan bergaya rambut nyentrik itu tidak pernah mau meminta maaf. Bertameng freedom of speech, dia tidak pernah merasa bersalah.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Senin lalu debat tentang Trump di parlemen itu memakan waktu sekitar tiga jam. Dalam diskusi, sebagian besar legislator mengaku tidak sepakat dengan petisi tersebut. Sejak awal, Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron sudah menyatakan sikapnya. Yakni, tidak akan mendukung larangan terhadap pebisnis top Negeri Paman Sam itu.

Perdebatan tanpa pemungutan suara itu berakhir dengan hasil yang sesuai dengan harapan Trump. Inggris tidak melarang ayah Ivanka Marie itu masuk wilayahnya. Dan, tentunya menanamkan sebanyak-banyaknya modal. Namun, meski terlihat pro-Trump, keputusan majelis rendah itu jauh dari dukungan ataupun apologi terhadap tokoh 69 tahun tersebut.

”Saya justru ingin Donald Trump datang ke sini. Saya ingin dia merasakan sendiri dampak komentar-komentarnya yang mengandung kebencian dan amarah,” kata Gavin Robinson, politikus Partai Uni Demokratik dari Irlandia Utara, seperti dilansir Reuters Selasa (19/1/2016). Ya, seperti Robinson, sebagian besar anggota majelis rendah berharap Trump kena batunya dengan datang ke Inggris.

”Diskusi terbuka dengan seluas-luasnya kesempatan bagi Trump untuk berdebat dan berargumentasi akan menjadi cara yang paling efektif untuk memengaruhi atau menaklukkannya,” papar Menteri Imigrasi James Brokenshire. Dengan demikian, hubungan Inggris dan AS tidak akan terpengaruh. Sebab, hingga sekarang pun, AS masih tetap menjadi mitra bilateral terpenting Inggris.

”Merangkul seluruh kandidat capres AS, baik dari Partai Demokrat maupun Republik, perlu dilakukan demi kepentingan Inggris sendiri,” lanjur Brokenshire. Maka, pemerintah dan seluruh rakyat Inggris harus bisa menahan diri. Tidak perlu terlalu emosional dalam menanggapi isu atau gaya kampanye para capres AS. Termasuk Trump yang memang sejak awal kontroversial.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook