KIEV (RIAUPOS.CO) - Rusia dan NATO saling tuding satu sama lain ketika masalah Rusia dan Ukraina semakin memanas. Rusia ditengarai tengah mempersiapkan pasukan besar untuk menghantan Ukraina dalam konflik perbatasan dan konflik wilayah Krimea yang didaku Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan agar NATO tak melakukan tindakan yang melewati batas. Ia menilai pembangunan infrastruktur NATO di perbatasan Rusia merupakan tindakan yang mengkhawatirkan.
"Jika semacam sistem serangan muncul di wilayah Ukraina, waktu penerbangan ke Moskow adalah 7-10 menit, dan lima menit jika senjata hipersonik dikerahkan. Bayangkan saja," kata Putin dalam forum investasi pada Selasa (30/11/2021), dikutip Reuters.
"Menciptakan ancaman seperti itu (di Ukraina, red) menimbulkan ancaman bagi kami. Tapi saya harap itu tidak terjadi. Saya berharap pada akal sehat, tanggung jawab untuk negara kami dan komunitas dunia akan menang," tambahnya.
Sementara itu, NATO mengancam Rusia akan membayar mahal jika Moscow melakukan kekerasan kepada Kiev.
"Bakal ada harga tinggi yang harus dibayar Rusia jika mereka sekali lagi memutuskan menggunakan kekerasan untuk menghalangi kemerdekaan Ukraina," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Selasa (30/11).
"Kami memiliki pilihan berbeda dan kami telah menunjukkannya selama bertahun-tahun, sebagai reaksi terhadap penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap Ukraina sebelumnya, bahwa kami dapat mempertahankan sanksi ekonomi dan keuangan yang berat, sanksi politik (kepada Rusia, red)," tuturnya.
Stoltenberg juga menyampaikan kehadiran NATO di wilayah Laut Hitam dan kawasan Baltik merupakan reaksi langsung dari serbuan militer Rusia terhadap Ukraina, yang mana juga merupakan upaya pencaplokan wilayah Krimea.
Sebelumnya, NATO secara tersirat menyebutkan Rusia tengah bersiap mengadakan perang dengan Ukraina.
"Tidak ada kejelasan tentang niat Rusia tetapi ada konsentrasi pasukan yang tidak biasa untuk keduakalinya tahun ini (ke dekat perbatasan Ukraina, red). Kami melihat kendaraan lapis baja, drone, sistem peperangan, dan puluhan ribu pasukan siap tempur (di perbatasan dekat Ukraina, red)," ucap Stoltenberg kala menghadiri pertemuan NATO di Latvia, Selasa (30/11).
Pertemuan NATO sendiri dilakukan untuk membahas rencana darurat seandainya Rusia memutuskan untuk menyerang Ukraina.
Sumber: Reuters/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun