SENGKETA wilayah Kepulauan Diayou atau Senkaku terjadi tak hanya karena masalah teritori. Ada kepentingan perebutan sumber daya alam di dalam konflik tersebut. Selain kondang akan kekayaan hasil laut, daratannya disebut-sebut memiliki kandungan gas alam, mangan, kobalt, dan nikel.
Menurut data prospek pengembangan wilayah milik Cina, kandungan minyak dan gas alam di Laut Cina Timur cukup untuk memenuhi kebutuhan Negeri Tirai Bambu itu setidaknya 80 tahun ke depan.
Kementerian Pengembangan Lahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang menyatakan terdapat kandungan mangan dalam perairan dekat Senkaku yang bisa memenuhi kebutuhan Jepang sampai 320 tahun.
Selain itu, kandungan kobalt-nya cukup untuk 1.300 tahun. Nikel tak kalah hebatnya, bisa memenuhi kebutuhan sampai 100 tahun. Gas alam cukup untuk 100 tahun. Kekayaan hayatinya, termasuk ikan, sangat berlimpah.
Kekayaan alam di bawah permukaan laut juga luar biasa. Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat, cadangan minyak yang belum dieksplorasi diperkirakan 100–160 miliar barel. Selain itu, di Laut Cina Selatan yang juga menjadi klaim wilayah sejumlah negara, termasuk Cina, potensi cadangan minyaknya bervariasi antara 28–213 miliar barel.
Hampir semua ahli meyakini negara mana pun yang bisa mengontrol sumber daya maritim di kawasan tersebut akan berubah dari negeri dengan sumber daya alam terbatas menjadi negeri kaya. Baik Cina maupun Jepang adalah negara konsumen dan importir energi terbesar di dunia. Sementara itu, pertumbuhan kebutuhan energi negara-negara di dunia semakin tinggi.
Sun Shao-cheng, ahli energi pada Tamkang University Taiwan, menambahkan bahwa besarnya rasa saling curiga, baik secara politis maupun sejarah antara Cina dan Jepang plus kompetisi dalam menguasai sumber daya energi, akan selalu memantik konflik dua negara itu. (SCMP/cak/c16/dos)