KAIRO (RIAUPOS.CO) - Perjalanan wisata 214 penduduk Rusia dan 3 warga Ukraina berakhir duka. Pesawat yang mereka tumpangi terjatuh. Tujuh orang kru pesawat juga ikut merenggang nyawa. Sebanyak 17 orang diantara korban jiwa adalah anak-anak dengan rentang usia antara 10 bulan-17 tahun. Sebanyak 38 orang penumpang adalah perempuan. Pesawat Metrojet dengan nomer penerbangan KGL9268 ini terbang dari Sharm el-Sheikh, Mesir menuju St Petersburg, Rusia.
’’Sungguh disayangkan seluruh penumpang Kogalymavia dengan nomer penerbagangan 9268 dari Sharm el-Sheikh menuju Saint Petersburg telah tewas seluruhnya. Kami mengucapkan duka cita mendalam pada seluruh keluarga korban,’’ ujar pihak kedutaaan besar Rusia di Kairo, Mesir.
Pesawat nahas milik maskapai Kogalymavia ini tinggal landas dari bandara Sharm el-Sheikh pukul 05.51 waktu setempat. Pejabat penerbangan Rusia Sergei Izvolsky menyatakan bahwa pesawat tersebut hilang kontak 23 menit setelah terbang.
Serusnya dia membuat kontak dengan ATC di Cyprus. Beberapa saat sebelum menghilang, pilot menyatakan bahwa ada masalah tehnis dan pesawat harus mendarat secepatnya. Si pilot berusaha mendaratkan pesawat di El-Arish. Setelah pemberitahuan tersebut, pesawat hilang dari radar.
Saat itu pesawat dalam ketinggian 31 ribu kaki diatas permukaan laut. Airbus A321 ini diperkirakan terjun bebas dengan kecepatan 1.828 meter per menit sebelum akhirnya menghantam tanah.
Lokasi jatunya pesawat berada di wilayah Hassana, Sinai, Mesir. Wilayah ini merupakan area pegunungan yang dikuasai oleh Islamic State (IS) atau yang biasa disebut dengan ISIS. Kondisi pesawat KGL9268 ini bisa dilihat dari udara.
’’Saya melihat kondisi tragis di lokasi. Banyak penumpang tewas dengan kondisi masih terikat dengan sabuk pengaman di kursi masing-masing,’’ ujar salah seorang petugas keamanan Mesir di lokasi yang dihubungi oleh Reuters. ’’Pesawat terbelah menjadi dua. Bagian kecil di area ekor pesawat terbakar dan bagian yang lebih besar menabrak bebatuan,’’ tambahnya. Pecahan pesawat tersebar hingga tiga mil jauhnya.
Tim yang berada di lokasi telah berhasil mengevakuasi 100 jenazah dan kotak hitam pesawat. Sebagian besar jenazah dalam kondisi terbakar sebab pada saat itu tangki bahan bakar pesawat dalam kondisi penuh. Sebanyak 50 ambulance dikerahkan oleh pemerintah Mesir ke lokasi kejadian. Jenazah pertama telah sampai di Kairo.
Presiden Rusia Vladimir Putin langsung memerintahkan tim investigasi meluncur ke Mesir. Dia juga memeritahkan Perdana Menteri (PM) Mesir Dmitry Medvedev untuk membuka penyelidikan terkait jatuhnya pesawat tersebut. Termasuk dintaranya faktor kelalaian maskapai. Lima pesawat Rusia langsung menuju lokasi kejadian.
Juru bicara Maskapai Kogalymavia Oksana Golovin menyatakan bahwa perusahaannya tidak melihat adalah human error dalam kejadian ini. Pilot yang menerbangkan pesawat ini telah memiliki pengalaman 12 ribu jam terbang.
Pihak maskapai sendiri belum mengetahui secara pasti apa yang memicu kecelakaan ini. Sebab pesawat tersebut dalam kondisi prima ketika dioperasikan.
Maskapai Kogalymavia sendiri memilii dua pesawat Airbus A320 dan tujuh A321. Sejak awal 2015 ini mereka telah menerbangkan 779.626 penumpang. Selama ini Rusia memang memiliki catatan suram terkait keselamatan penerbangan. Pesawat yang mereka gunakan rata-rata sudah cukup tua.
Informasi jatuhnya pesawat ini membuat keluarga yang tengah menunggu di Bandara Pulkovo, St Petersburg, Rusia resah. Awalnya mereka berharap keluarganya selamat, namun pengumuman bahwa seluruh penumpang tewas membuat mereka syok.
’’Saya berbicara dengan mereka terakhir kali ketika mereka di dalam pesawat, lalu kemudian saya mendengar berita ini,’’ ujar Ella Smirnova, 25, yang kedua orang tuanya ikut menjadi korban.
Terpisah ISIS mengklaim bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat nahas tersebut. Sesaat setelah kejadian mereka mengunggah pernyataan tersebut di websitenya.
Mereka menyatakan bahwa ini adalah pembalasan dendam karena Rusia melakukan serangan udara di Syria. Namun para pakar militer di Mesir menyatan bahwa pasukan ISIS di Sinai tidak memiliki kapasitas untuk menembak pesawat komersial.
Namun bisa saja jika bom diletakkan di dalam pesawat atau pesawat tersebut ditembak saat akan mendarat darurat.(AFP/Reuters/CNN/BBC/sha/jpg/jpnn)