KABUL (RP) - Sepanjang tahun ini lebih dari 50 tentara asing tewas di Afghanistan. Pihak militer Amerika Serikat memastikan 2.000 tentara tewas dalam konflik di Afghanistan, menyusul serangan oleh tersangka tentara Afghanistan.
Para pejabat setempat mengatakan seorang kontraktor sipil serta sejumlah tentara Afghanistan juga tewas dalam insiden di Provinsi Wardak itu. Kewarganegaraan kontraktor itu belum diketahui.
Sejauh ini lebih dari 50 tentara asing tewas oleh militer Afghanistan, sekitar setengah diantaranya tentara AS. Serangan dari dalam meningkat tajam tahun ini sehingga tentara koalisi pimpinan Amerika menghentikan operasi bersama bulan ini.
Jumlah tentara Amerika Serikat yang tewas itu terhitung sejak penyerbuan yang dipimpin Amerika ke Afghanistan tahun 2001.
Sengketa Pos Penjagaan
Insiden di Provinsi Wardak terjadi Sabtu (29/9), menurut juru bicara pasukan bantuan internasional yang dipimpin NATO.
Para pejabat Afghanistan mengatakan insiden terjadi di pos penjagaan di dekat pangkalan militer Afghanistan di kawasan Sayedabad.
Kepala polisi Provinsi Wardak mengatakan kepada BBC sejumlah tentara Afghanistan juga tewas. Juru bicara pemerintah daerah Shahidullah Shahid mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa seorang tentara Afghanistan menodongkan senjata ke arah tentara Amerika dan mulai melepaskan tembakan.
‘’Laporan awal menyebutkan terjadi kesalahpahaman antara tentara Afghanistan dan Amerika,” katanya.
Sementara wartawan harian Inggris Daily Telegraph mengatakan di akun Twitter-nya bahwa para tentara itu berdebat soal penggeledahan rumah.
Pejabat militer dari kedua belah pihak melakukan penyelidikan bersama atas insiden ini.
Sementara itu, serangan udara yang dilakukan pesawat tanpa awak milik NATO yang dilakukan beberapa hari terakhir ini, diklaim telah menewaskan sedikitnya 15 tersangka Taliban.
Pejabat Afghanistan kepada BBC mengatakan sebanyak lima korban jiwa -termasuk salah seorang komandan Taliban- jatuh di Provinsi Kunar di Afghanistan timur laut.
Sementara sepuluh lainnya tewas dalam serangan udara di provinsi bagian selatan negara itu, Helmand. Dalam perkembangan terpisah, sebuah bom di tepi jalan di Provinsi Herat, Afghanistan barat, menewaskan dua polisi setempat hanya beberapa jam sebelum berlangsungnya operasi penyerahan akademi polisi dari NATO kepada pemerintah Afghanistan, Sabtu (29/9).
Juru bicara Kepolisian Afghanistan Barat, Raouf Ahmedi, mengatakan kepada kantor berita AP bahwa salah seorang dari korban yang tewas adalah pengajar di Akademi Kepolisi di Adraskan. Dua polisi lainnya terluka akibat bom yang diledakkan dengan menggunakan alat pengendali jarak jauh. Pekan lalu, sebuah bom mobil yang ditaruh di tempat parkir sepeda motor di luar akademi itu meledak dan menewaskan dua petugas keamanan.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan terbaru itu namun dalam waktu belakangan Taliban sering melakukan serangan dengan sasaran aparat keamanan maupun pemerintah Afghanistan.(bbc/int/jpnn)